TARAKAN – Ekspor komoditas rumput laut Kalimantan Utara (Kaltara) kini selangkah lebih maju dengan dilakukannya ekspor langsung melalui Pelabuhan Malundung Tarakan menuju negara tujuan, via Surabaya.
Ekspor perdana dilakukan Jumat (16/9/2022) dengan tujuan Vietnam. CV Delton mengsekspor banyak 52,4 ton rumput laut (Eucheuma Cottonii) asal Tarakan dan Nununkan dengan perkiraan nilai ekspor mencapai USD 152.200.
Pelepasan dilakukan Kepala Kantor Bea Cukai Tarakan Minjuddin Nafsah bersama Pemprov Kalimantan Utara (Kaltara) yang diwakili Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Dr. Bustan S.E, M.Si, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M,Kes, Kepala Pusat Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Badan KIPM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan pejabat lainnya dan pejabat lainnya di Pelabuhan Malundung Tarakan.
Kepala Kantor Bea Cukai Tarakan Minjuddin Nafsah menyambut baik kegiatan ini. Selain sebagai upaya mendukung kinerja nasional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi pasca pandemi, juga untuk memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kaltara.
Pasalnya, rumput laut yang dikirim merupakan budidaya petani di Kaltara, hasil pendampingan dan asistensi pihak terkait sehingga dapat diterima di pasar global. Disamping itu, eksportirnya juga baru yaitu CV Delton.
“Disamping produknya sendiri rumput laut baru pertama di Tarakan, ini CV-nya baru. Artinya kita berhasil membina UMKM Tarakan ini. Walaupun bukan UMKM-nya langsung, tetapi sumber-sumbernya dari UMKM di Kaltara, baik Tarakan maupun Nunukan,” ujar Minhajuddin Nafsah kepada kepada awak media, ditemui usai kegiatan.
Menurutnya, potensi rumput laut Kaltara sangat menjanjikan untuk menjadi komoditas ekspor. Tinggal dibutuhkan upaya dari pihak terkait agar siap ekspor.
“Ada peran dari dinas, bagaimana ibu-ibu, bapak-bapak sebagai nelayan itu produksinya lebih banyak, kualitasnya lebih bagus. Karena kalau mau ekspor harus standarnya bagus, bersih, kadar airnya ditentukan sekian. Kalau standar itu masuk insya Allah diterima di pasar ekspor,” tuturnya.
Sedangkan untuk menjadi eksportir, MInhajuddin Nafsah menegaskan tidak ada biaya yang dikeluarkan. Pihaknya hanya memerlukan nomor identitas kepabeanan dari calon eksportir yang diupgrade dari Nomor Izin Berusaha (NIB).
Ia berharap, rumput laut asal Kaltara ke depan bisa diekspor juga ke negara lainya, seperti ke China yang saat ini menjadi negara tujuan terbesar ekspor rumput laut Indonesia.
“Yang terbesar konsumsinya itu adalah China. Mungkin ke depan kita upayakan supaya bisa menjadi bagian dari ekspor komoditi rumput laut Indonesia ke China,” harapnya. (jkr)
Discussion about this post