TARAKAN – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Utara (Kaltara) masih merevisi jumlah nomor tanding maupun kebutuhan medali pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) I.
Induk cabang olahraga prestasi di Bumi Benuanta itu sebenarnya telah menginventarisasi jumlah nomor tanding dan kebutuhan medali dari 31 cabang olahraga (cabor).
Data awal, jumlahnya mencapai 430 kelas tanding. Terdiri dari 234 kelas tanding putra dan 190 kelas tanding putri serta 6 kelas tanding campuran, dengan memperebutkan 1.592 medali, terdiri dari 482 emas, 482 perak dan 628 perunggu.
Namun, dari hasil rapat koordinasi (rakor) bersama pengurus cabor di Tanjung Selor, Bulungan, Sabtu (25/9/2022), ditemukan sejumlah nomor tanding yang tidak mengacu pada Pra PON dan PON XXI.
“Secara keseluruhan belum fix. Karena ada cabor-cabor yang mempertandingkan kelas yang tidak merujuk kepada Pra PON dan PON,” jelas Wakil Ketua I KONI Kaltara Wiyono Adie.
“Kemudian ada multi tafsir tentang kebutuhan medali. Sementara medali itu yang menjadi rujukan adalah dari akumulasi jumlah kelas tanding plus peserta. Jadi bukan berdasarkan kelas yang dipertandingkan,” lanjutnya kepada awak media, Sabtu (24/9/2022).
Pihaknya sendiri memberikan waktu kepada cabor untuk merevisi kelas tanding maupun kebutuhan medali hingga Selasa (27/9/2022). Namun, hingga kemarin, KONI Kaltara masih menunggu data keseluruhan cabor.
Dengan dilakukannya revisi, Wiyono memperkirakan jumlah kelas tanding justru akan berkurang. Sebagai contoh ada salah satu cabor yang sebelumnya mengusulkan hingga 80 nomor tanding, beberapa di antaranya kelompok umur.
Jumlah itu dinilai tidak masuk logika. Karena itu, KONI Kaltara akan mengeliminasi beberapa nomor tanding di cabor tersebut terutama yang tidak mengacu pada Pra PON dan PON.
“Kami yakin tidak akan sampai 430, pasti akan berkurang,” ungkapnya.
Yang bertambah, menurut Wiyono, justru kebutuhan medali. Karena ada cabang olahraga beregu yang mengajukan kebutuhan medali bukan berdasarkan jumlah orangnya, tapi berdasarkan jumlah medali yang diperebutkan. Hal itu dinilai berbeda prinsip.
Sementara itu, Wiyono Adie juga memastikan bahwa venue porprov sudah tidak ada masalah karena telah disepakati dengan pengurus cabor. Hanya kemungkinan ada renovasi kecil. Selain itu, ada satu atau dua cabor yang pindah venue karena pertimbangan teknis.
Adapun untuk biaya renovasi, pihaknya menyerahkan kepada PB Porprov. Atau bisa juga pemerintah daerah selaku tuan rumah. Karena venue yang akan digunakan adalah aset pemerintah daerah.
Sementara itu, Wiyono Adie juga menyinggung terkait atlet yang akan tampil di porprov. Pihaknya sendiri memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada atlet Kaltara untuk berlaga di porprov.
Karena itu, telah disepakati bahwa atlet tidak akan dipersulit ketika ingin membela daerah lainnya karena tidak dipakai di daerahnya karena kuota sudah terpenuhi.
“Laporkan saja kepada pengurus organisasi setingkat di atasnya. Pasti kita akan diskusikan persoalan apa yang terjadi. Tujuan kita memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada atlet Kaltara, bulan atlet Bulungan saja, bukan atlet Nunukan, bukan atlet Tarakan,” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post