TARAKAN – Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes kembali menyampaikan sikap keseriusan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan dalam menurunkan angka stunting.
Wali Kota sendiri tidak menyangka saat menerima data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka stunting di Tarakan tinggi. Meski demikian, data itu disikapi secara bijak oleh dengan melakukan upaya menekan stunting.
“Apapun itu, itu kan hasil survei, kita harus akui validitas metode yang dipakai BPS, tinggal mencari orang-orang. Itu kan gambaran kasar, tapi kita belum tahu dimana dia,” ujar Wali Kota Khairul saat ditemui awak media disela kegiatan kampanye stunting di Hotel Galaxy, Tarakan, Kamis (21/7/2022).
“Sekarang teman-teman ini, OPD terkait, terutama Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana sebenarnya sudah punya data riil angka yang dipegang. Angka prevalensi sekitar 8,9, itu yang terakhir dan posisi anak-anaknya sudah ditahu. Sehingga sekarang sedang program dari dinas terkait bersama dengan lintas sektor terkait untuk melakukan penanganan,” lanjutnya.
Namun, lanjut alumni magister kesehatan Universitas Hasanuddin Makssar ini menilai, intevensi yang dilakukan Pemkot Tarakan tidak bisa membuat recovery 100 persen. Misal tubuh anak sudah terlanjur pendek, atau pembentukan sel-sel otaknya sudah terbangun.
Program utama yang bisa dilakukan Pemkot Tarakan, menurut Wali Kota, melakukan pencegahan terjadinya penambahan stunting. Karena jika terus tejadi, dampaknya luar biasa untuk generasi penerus.
Upaya pencegahan yang dilakukan, beber Wali Kota, disesuaikan dengan persoalan yang terjadi di Tarakan. Karena jika secara teori kasus ini disebabkan kurang gizi, biasanya berkolerasi dengan angka kemiskinan. Sementara data yang diperoleh Wali Kota, angka kemiskinan Tarakan turun jauh dari angka nasional. Sehingga data ini tidak berkolerasi dengan persoalannya.
Selain itu, ketidaktahuan masyarakat akan gizi, juga diduga menjadi salah satu penyebab. Jia diduga karena penyakit yang menyebabkan proses metabolismenya terganggu.
Wali Kota mengaku telah menginstruksikan kepada dinas terkait untuk melakukan tracing kasus demi kasus untuk mengetahui penyebabnya.
“Ke depan untuk pencegahan, mungkin meningkatkan pengetahuan daripada ibu-ibu, terutama ibu-ibu hamil ibu-ibu, yang baru kawin, harus dibekali dengan ilmu. Karena begitu dia sudah menentukan. Dari sejak kehamilan, gizi anak-anak sudah menentukan,” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post