TARAKAN – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Lembaga Latihan Kerja (LLK), Dinas Perindustrian dan Ketenagakerjaan Tarakan masih membuka kesempatan bagi pencari kerja yang ingin mencari pengalaman ke luar negeri melalui program magang dan bekerja ke Jepang dengan dana mandiri.
Bekerjasama dengan Kebun Teknologi Indonesia, gelombang pertama pendaftaran program ini telah dibuka sejak beberapa hari lalu dan ditutup pada 12 Juli 2022.
“Ada dua (program), magang dan kerja di Jepang. Ini lagi melaksanakan pendaftaran sampai tanggal 12 Juli, nanti akan dilakukan seleksi tanggal 15 Juli ini. Kalau ditetapkan itu yang masuk nanti,” ujar Kepala UPTD LLK Tarakan Andi Arfan kepada jendelakaltara.co melalui sambungan handphonenya, Sabtu (9/7/2022).
Sejak dibuka hingga saat ini, peminat program ini dinilai Andi Arfan, cukup banyak. Laporan yang diterimanya, sudah 35 calon peserta mendaftarkan diri. Padahal, pihak membatasi jumlah peserta yang akan diberangkatkan.
Meski demikian, pihaknya masih membuka pendaftaran hingga 12 Juli 2022. Karena itu, Andi Arfan mengajak pencari kerja untuk tidak melewatkan kesempatan ini.
“Inikan program pertama kita untuk magang dan kerja di Jepang. Ambil momentum ini karena memang mungkin tahun ini kita batasi,” tuturnya.
Untuk pendaftaran, calon peserta bisa datang ke Kantor LLK Tarakan, Jalan Gunung Tembak, Kelurahan Kampung Empat, Kecamatan Tarakan Timur.
Calon peserta nantinya mengisi daftar riwayat hidup atau Curiculum Vitae (CV) dengan format yang sudah disediakan. Apabila ingin mencetak format riwayat hidup/CV secara mandiri, calon peserta dapat menghubungi nomor WhatsApp (WA) kontak person LLK Tarakan.
Daftar riwayat hidup sudah terisi dengan benar, disertai dengan dokumen pendukung seperti fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP), fotocopy ijazah terakhir dan jika pernah mengikuti kursus Bahasa Jepang dapat menyertakan fotocopy sertifikat Bahasa Jepang.
Daftar diwayat hidup beserta dokumen pendukung kemudian diserahkan kepada petugas yang telah ditunjung oleh LLK Tarakan.
Karena program mandiri, calon peserta dikenakan biaya Rp 35 juta, dengan skema pembayaran Rp 7 juta dibayar saat mengikuti pendidikan Bahasa Jepang di Indonesia. Sisanya dilunasi ketika telah magang dan bekerja di Jepang.
“Untuk di Indonesia dibayar pertama 7 juta, pada saat telah kerja nanti baru dibayar Rp 28 juta, bayar secara cicil,” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post