TARAKAN – Meski baru beberapa tahun beroperasi, Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), mampu menunjukkan kinerja yang positif, baik dalam hal pengelolaan keuangan maupun pelayanan kesehatan.
Hal itu berdasarkan penilaian yang telah dan sedang dijalani RSUKT, baik dari lembaga akuntan swasta, Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Asada) maupun lembaga audit pemerintah.
Dari audit yang dilakukan Konsultan Akuntan Publik (KAP) misalnya, kinerja BLUD RSUKT dalam hal pengelolaan keuangan, dinilai sangat sehat.
Dalam hal pengelolaan aset, hingga tahun 2021, aset RSUKT mencapai Rp 239 miliar. Jumlah itu diperkirakan bertambah pada tahun ini.
“Kalau dari Konsultan Akuntan Publik, BLUD rumah sakit kota ini dinilai sangat sehat,” ujar Direktur RSUKT Tarakan dr. Joko Hariyanto, M.M. kepada jendelakaltara.co, Senin (25/7/2022).
Kinerja RSUKT sementara ini juga dinilai baik dalam penilaian yang dilakukan Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Asada). Nilainya di atas 90.
“Dan juga evaluasi kinerja berdasarkan Balanced Scorecard Asada, kita skornya di angka 93,5. Itu juga masih bisa bertambah kemungkinan, karena kita masih collecting data akhir. Target kita minimal baik, di atas 70 persen atau 75 persen,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dari audit sementara yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), kinerja BLUD RSUKT juga mencapai skor di atas 80.
“Kalau evaluasi kinerja berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 36 Tahun 2016, nilai kita sementara di 80,8. Kemungkinan masih bisa naik karena beberapa data masih di collect,” ungkapnya.
Diakui Joko Haryanto, tantangan RSUKT ke depan semakin berat dalam hal pelayanan, karena dihadapkan pada persaingan antarrumah sakit di Tarakan yang terus berkembang.
Karena itu, pihaknya terus berinovasi untuk meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat. Di antaranya dengan menerapkan layanan digital untuk memperpendek rentang waktu pelayanan.
“Selama ini kita tonjolkan di rumah sakit adalah layanan digital, itu yang bisa memperpendek waktu tunggu, memperpendek prosedur layanan sehingga cepat,” tuturnya.
Selain itu, RSUKT juga terus mengembangkan layanan kesehatan. Terbaru yakni membuka layanan rehabilitasi medik. Upaya ini sejalan dengan visi RSUKT untuk memperluas layanan.
Ditunjang dengan dokter spesialis saraf serta tenaga kesehatan ahli lainnya dan peralatan memadai, rehabilitasi medik dapat melayani kasus lanjutan seperti strok, kelainan saraf, atau juga pada anak yang mengalami gangguan tumbuh kembang maupun keterlambatan berbicara.
“Kalau yang membutuhkan terapi selama ini harus kita rujuk. Setelah kita buka poli rehab medik, tidak perlu dirujuk lagi, bisa ditangani di sini. Termasuk pasien di ruang perawatan inap, jika memerlukan terapi, dokternya juga akan melakukan visit ke ruang perawatan,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post