TARAKAN – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tarakan menyambut baik dilaksanakannya kejuaraan yang digelar Pengurus Kota (Pengkot) Taekwondo Indonesia (TI) Tarakan.
Untuk menggairahkan lagi pembinaan cabang olahraga (cabor) taekwondo di Bumi Paguntaka, sekaligus menggali potensi atlet-atlet berbakat, induk cabang beladiri asal Korea di Bumi Paguntaka itu menggejar Kejuaraan Kota (Kejurkot) di Gedung Graha Pemuda, Kecamatan Tarakan Timur, Minggu (19/6/2022).
Kejuaraan tersebut sekaligus sebagai ajang seleksi bagi Pengkot TI Tarakan untuk mempersiapkan atletnya mengikuti seleksi yang akan digelar Pengprov TI Kaltara menuju Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Yunior.
Ketua KONI Tarakan Rukisah Saleh yang hadir saat pembukaan, menyambut baik digelarnya kejuaraan tersebut, sebagai ajang mengukur sejauh mana pembinaan yang sudah dilakukan cabang olahraga.
“Setiap kegiatan yang sifatnya kompetisi, muaranya kan bagaimana kita bisa mengukur dari apa yang teman-teman pengcab lakukan, karena itu indikator evaluasinya seperti itu, apakah berhasil atau tidak,” ujar Rukisah Saleh.
“Saya kira cabor apapun itu memang kita harus ada kompetisi seperti itu. Pertama menggugah semangat, memotivasi mereka, karena kadang-kadang kalau atlet itu latihan terus tapi tidak ada ending dari latihan itu, membuat dia jenuh,” ungkapnya kepada jendelakaltara.co.
Rukisah Saleh juga mengapresiasi terlaksananya kejuaraan ini ditengah minimnya anggaran KONI Kaltara. Dimana Pengkot TI Tarakan dapat merealisasikannya dengan mencari dukungan sponsor.
Rukisah Saleh bahkan menggugah perusahaan-perusahaan untuk menjadi “bapak asuh” dari cabang olahraga. Karena pihaknya juga tidak bisa berharap lebih kepada Pemkot Tarakan yang memang terbatas anggaran.
“Memang kita tidak bisa pungkiri, kondisi keuangan daerah seperti ini saya kira itulah yang maksimal dilakukan pemerintah. Makanya bagaimana kita membangun dunia olahraga memang tidak bisa kita mengharapkan dari pemerintah, harus swasta terlibat, masyarakat terlibat,” ungkapnya.
“Kalau kita mencontoh sebenarnya di Jawa, seperti bulungkis bisa maju, karena dia ada bapak angkat. Kita sebenarnya berharap sebenarnya CSR-CSR (social corporate responsibility), bagaimana menyisihkan untuk peningkatan keolahragaan,” harapnya. (jkr)
Discussion about this post