TANJUNG SELOR – Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Olahraga Tradisional Indonesia (Portina) Kalimantan Utara (Kaltara) juga sedang mempersiapkan penggiat olahraganya menuju Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) VI Sumatera Selatan.
Sesuai kuota yang diberikan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kaltara, induk olahraga (inorga) Portina mendapat kuota 10 penggiat olahraga.
Dengan kuota itu, Portina Kaltara hanya bisa mengikuti 3 dari 12 nomor dilombakan di inorga tradisional ini. Yaitu panahan tradisional, sumpit dan gebuk bantal.
“Cabor Portina ini kebanyakan beregu, bukan perorangan. Maka dengan dijatah 10 orang, Portina hanya mengikuti 3 nomor. Panahan, sumpit, gebuk bantal,” ujar Ketua Pengprov Portina Kaltara Rusianto, Minggu (29/5/2022).
Portina Kaltara telah menggenjot penggiat olahraganya dengan latihan rutin di Tanjung Selor, Bulungan. Namun, untuk memaksimalkan latihan, ia sangat berharap dukungan KORMI Kaltara.
“Perlu dukungan pada saat latihan, perlu juga vitamin,” harapnya.
Portina Kaltara sendiri merekomendasikan penggiat olahraga yang berangkat adalah yang memiliki pengalaman bertanding. Karena itu, nomor yang diikuti juga dinilai memiliki peluang meraih prestasi.
Pelatih nomor panahan tradisional Mus Mulyadi juga tetap optimis bisa meraih medali di nomor ini, meski nomor yang dipertandingkan hanya beregu.
Pada Fornas kali ini, format pertandingan panahan tradisional berbeda dari Fornas V Kaltim. Kali ini hanya dipertandingkan nomor beregu dengan memperebutkan 1 medali emas.
Meski menjadi tantangan tersendiri, namun ia tetap otimis bisa meraih medali emas. Karena penggiat olahraga yang dikirim memilik pengalaman bertanding di level nasional.
“Tetap ada target kita, emas. Karena tahun lalu kita juga kirim atlet ke Potranas (pekan olahraga tradisional nasional) tingkat pelajar yang ke 8, kita dapat perak,” ungkapnya.
Namun, ia juga sangat berharap dukungan KORMI Kaltara dalam menunjang latihan anak asuhnya, terutama peralatan. Karena meskipun tradisional, harga peralatan panahan cukup mahal.
“Kita kan enggak tahu nih, kita latihan pagi sore, takutnya alat yang kita pakai rusak, tidak ada cadangannya untuk ke Palembang nanti. Itulah harapan kami ke KORMI,” harapnya.
Selain peralatan, dukungan anggaran juga sangat dibutuhkannya. Karena satu penggiat olahraga di nomor panahan tradisional berasal dari Kabupaten Tana Tidung. Setiap pemusatan latihan pada Sabtu dan Minggu di Bulungan, ia harus hadir dengan biaya sendiri. (jkr)
Discussion about this post