TARAKAN – Dalam upaya mencegah masuknya paham radikalisme, Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin) Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar seminar dan dialog toleransi beragama dalam berdakwah dan penguatan idiologi kebangsaan.
Kegiatan yang digelar di ruang pertemuan Sekretariat Majelis Ulama Indonesia MUI) Tarakan ini dihadiri juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kaltara Drs. H. Saifi M.Pd, Ketua MUI Tarakan K.H Muhammad Anas, pimpinan sejumlah ormas Islam dan lain-lain.
Bakomubin Kaltara mengundang takmir-takmir masjid sebagai peserta, untuk diberikan pembekalan tentang paham radikalisme.
Ketua Bakomubid Kaltara H. Zainuddin Al’amin S.H menilai sinergi dengan organisasi massa (ormas) penting karena merupakan salah satu upaya mencegah masuknya paham radikalisme.
“Untuk kita mencegah hal itu agar tidak terjadi di wilayah Kalimantan Utara khususnya, kita saling bersinergi dengan ormas lain. Seperti MUI, FKUB, karena biasanya timbulnya itukan lewat kelompok-kelompok yang kadang-kadang singgah,” ujarnya dalam wawancara kepada awak media.
“Karena biasanya timbulnya itukan lewat kelompok-kelompok yang kadang-kadang singgah. Kali ini kita mengundang takmir masjid. Kita bekali bagaimana takmir-takmir ini bisa memfilter kalau ada kira-kira penceramah yang mengarahkan kepada hal-hal yang radikal, segera dicegah,” tuturnya.
Namun, ia besyukur karena selama ini belum mendapatkan laporan adanya penyebaran paham radikalisme di Kaltara. Pihaknya sendiri rutin melakukan pertemuan dan biasa mendapat laporan dari grup WhatsApp (WA).
Bakomubin Kaltara sendiri memiliki program pembinaan untuk mubaliq. Rencananya setelah Hari Raya Idulfitri, mereka akan didik di Lemhanas. Namun pihaknya menunggu kepastian pelaksanaan. Pihaknya sudah menandatangani MoU dengan Lemhanas untuk mendidik da’i akan wawasan kebangsaan.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kaltara Drs. H. Saifi M.Pd mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini sebagai upaya untuk membangun persatuan dan kesatuan.
“Salah satu substansi yang sangat penting di kegiatan ini adalah membangun persatuan dan kesatuan,” ungkapnya.
H. Saifi juga berharap agar kegiatan seperti ini dikembangkan lagi. Sebab, ini cukup bagus untuk membangun persaudaraan dan toleransi yang tinggi di antara perbedaan sesama.
“Nanti bisa dikembangkan lagi kepada organisasi lainnya. Apakah itu kepemudaan dan lain-lain. Tujuannya agar masyarakat menyadari bahwa pentingnya kita terus bersatu dan memahami perbedaan, tidak perlu lagi cekcok dengan perbedaan suku berbeda agama dan sebagainya,” ungkapnya.
“Kita tidak ingin ada orang beragama yang muncul dengan paham-paham radikal. Kalau berbeda dengan saya, perbedaan itu datang dari Allah. Ayo kita saling berdampingan, tidak harus perbedaan itu diangkat-angkat menjadi sebuah permusuhan. Perbedaan itu adalah sunnah dari Allah,” ujarnya. (jkr/Bakomubin Kaltara)
Discussion about this post