TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menyelenggarakan Sosialisasi Belanja Bijak Dalam Rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Menjelang Idulfitri 1443 Hijriah dan Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah, Selasa (12/4/2022).
Kegiatan ini dilaksanakan dua sesi, dengan menghadirkan perwakilan organisasi wanita dan para pemuka agama yang ada di Tarakan sebagai peserta.
Sesi pertama dihadiri langsung Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Bambang Irwanto. Kegiatan dimulai pukul 09.00 Wita di Gedung Wanita dengan peserta organisasi wanita. Seperti PKK, Dharma Wanita, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) dan lainnya.
Narasumber pada sesi pertama adalah Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Tarakan, Untung Prayitno.
Sedangkan sesi kedua dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Dodi Hermawan, dilaksanakan pukul 14.00 WITA di Hotel Lotus Panaya dengan peserta yang terdiri atas perwakilan pemuka agama Kota Tarakan. Hadir Wakil Ketua MUI Tarakan H. Syamsi Sarman sebagai narasumber.
Pada sesi pertama dalam sambutannya, Bambang menyampaikan bahwa tingkat inflasi Kaltara pada tahun 2022 diproyeksikan akan stabil pada kisaran target 3±1 persen.
“Pada bulan Maret 2022, Kota Tarakan tercatat mengalami inflasi bulanan sebesar 0,52 persen (mtm), artinya kenaikan harga barang dan jasa di Tarakan pada Maret 2022 adalah 0,52 persen dari bulan Februari 2022. Capaian tersebut perlu diapresiasi berkat kerja sama yang baik antara Bank Indonesia dan Pemerintah Kota Tarakan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” papar Bambang.
Selain itu, Bambang juga menjelaskan bahwa peran masyarakat turut memberikan kontribusi besar dalam capaian tersebut.
“Tingkat inflasi di Kota Tarakan selain dipengaruhi oleh pasokan komoditas yang tersedia, juga dipengaruhi oleh tingkat permintaan masyarakat,” tutur Bambang.
Momen bulan Ramadhan dan Idulfitri secara historis juga menunjukkan tren inflasi. Salah satu penyebab naiknya tekanan inflasi pada harga barang dan jasa adalah meningkatnya permintaan yang tercermin dari banyaknya volume belanja melebihi kebutuhan normal.
Selain itu, beberapa isu seperti kelangkaan bahan pangan juga dapat turut meningkatkan permintaan secara drastis melalui panic buying.
“Untuk mencegah hal tersebut, Bank Indonesia bekerja sama dengan ibu-ibu dari PKK, Dharma Wanita dan Gabungan Organisasi Wanita Kota Tarakan khususnya yang hadir pada hari ini, mengajak mari bersama-sama kita berbelanja secara bijak, yaitu sesuai dengan kebutuhan dan tidak berlebihan,” ajak Bambang.
Lebih lanjut Bambang juga menyampaikan harapannya agar kaum ibu bisa menjadi agen yang turut mengimbau masyarakat di lingkungan sekitar untuk menerapkan belanja bijak.
Harapannya, upaya tersebut dapat mendukung capaian inflasi yang stabil melalui terjaganya harga barang dan jasa khususnya pada bulan Ramadhan tahun ini.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Tarakan (DKUMP) Untung Prayitno mengapresiasi Bank Indonesia yang telah menginisiasi program ini dan peran aktifnya dalam pengendalian inflasi di Kota Tarakan.
Pada kesempatan tersebut, Untung menyampaikan harapannya kepada kaum ibu agar dapat berbelanja secara cermat khususnya di bulan Ramadhan.
“Kita harus bijak dan cermat dalam berbelanja, yaitu berbelanja sesuai dengan kebutuhan dan tidak mudah termakan oleh isu yang belum pasti,” ujar Untung.
Untung menjelaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dan harus selektif terhadap isu kelangkaan bahan pangan yang beredar.
“Masyarakat jangan sampai melakukan panic buying, pasalnya kebutuhan pasokan bahan pangan sudah kami persiapkan untuk memenuhi kebutuhan terutama menjelang momen Hari Raya Idul Fitri,” ungkapnya.
Masih pada sesi yang sama, sosialisasi dilanjutkan dengan penyampaian materi Cinta, Bangga dan Paham (CBP) Rupiah oleh Damar Suryatama. Dalam paparannya, Damar menyampaikan tentang cara memperlakukan Uang Rupiah, membedakan Rupiah Asli dengan Rupiah yang diragukan keasliannya, Rupiah sebagai identitas dan simbol persatuan bangsa, serta fungsi Rupiah dalam perekonomian.
Pada sesi kedua, dalam sambutannya, Dodi menyampaikan bahwa momen Idulfitri berpotensi meningkatkan tekanan inflasi di Kota Tarakan. Secara historis, hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan harga-harga barang kebutuhan pokok pada momen HBKN Idul Fitri di periode sebelumnya.
“Inflasi pada momen menjelang HBKN Idul Fitri umumnya disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat yang tercermin dari belanja masyarakat yang melebihi kebutuhan biasanya,” ujar Dodi.
Hal ini menurutnya perlu menjadi perhatian bersama, masyarakat perlu mendapatkan imbauan untuk tetap berbelanja sesuai dengan kebutuhannya.
“Salah satu agen yang dapat secara efektif dan baik dalam menyampaikan pesan untuk berbelanja secara bijak khususnya di momen bulan Ramadhan ini adalah para pemuka agama,” tutur Dodi.
Selanjutnya pada sesi yang sama, Wakil Ketua Majelis MUI Tarakan Syamsi Sarman menyampaikan pentingnya menumbuhkan sikap belanja bijak bagi masyarakat kepada para pemuka agama yang hadir.
“Belanja bijak pada dasarnya sesuai dengan ajaran agama Islam yang tercantum dalam Al-Qur’an dan Al Hadits,” ujar Syamsi.
Untuk itu, Syamsi mengimbau agar dapat menjadi agen dalam mensosialisasikan pentingnya menerapkan belanja bijak khususnya pada momen Ramadhan dan menjelang Idulfitri.
“Semoga masyarakat bisa lebih mudah dalam memahami dan menerapkan kebiasaan belanja bijak melalui para pemuka agama,” harapnya.
Hal tersebut diharapkan dapat memberikan berkah dan manfaat yang besar bagi warga Tarakan, khususnya dalam upaya menjaga kestabilan harga barang dan jasa. (*)
Sumber: KPwBI Provinsi Kaltara
Discussion about this post