TARAKAN – Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Eko Prasetyo melakukan kunjungan kerja ke Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), Jumat (4/2/2022).
Eko Prasetyo dan rombongan datang dalam rangka sekolah lapang cuaca perairan guna menyampaikan informasi kepada stakeholder terkait pengetahuan tentang informasi cuaca.
Pihaknya mengundang Basarnas, Kantor Navigasi Kementerian Perhubungan Laut, BMKG, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kaltara dan pihak terkait lainnya.
“Di dalam kesempatan yang baik ini kami juga melakukan kegiatan yang cukup penting dalam rangka peningkatan pemahaman cuaca atau informasi cuaca yang dikeluarkan, seperti apa, sudah dipahami atau terus ditingkatkan pemahamaannya,” ujar Eko Prasetyo kepada awak media, ditemui usai pertemuan di Kantor BMKG Tarakan.
Alasan menyelenggarakan kegiatan tersebut, menurut Eko Prasetyo, karena Tarakan sebagian besar aktivitasnya di pelayaran yang menyangkut keselamatan dan kesejahteraan.
Keselamatan dimaksudkan agar masyarakat selaku pengguna transportasi laut harus bisa merencanakan aktivitasnya sebelum berlayar. Sedangkan sejahtera dimaksudkan agar masyarakat harus sesuai tujuan dalam beraktivitas.
Ia mencontohkan seperti aktivitas pengiriman barang dari pulau ke pulau berjalan lancar, tidak terjadi kecelakaan laut dan barang bisa terkirim ke daerah tujuan.
Atau nelayan yang menangkap ikan, tidak perlu mencari ikan lagi. Namun sudah ada metode baru yakni langsung menuju ke daerah tangkap, sehingga aktivitasnya dari mencari ikan berubah menjadi menangkap ikan.
Karena itu, BMKG menyajikan sistem informasi cuaca maritim berbasis dampak atau Indonesian Weather Information for Shipping (INA-WIS) bagi masyarakat Tarakan dan sekitarnya.
“INA-WIS itu sistem informasi untuk pelayaran, di dalamnya adalah informasi yang sering dibutuhkan oleh masyarakat, informasi arah kecepatan angin, informasi tinggi gelombang dan informasi arah kecepatan dan arus lautm,” beber Eko.
Selain itu, sistem INA-WIS juga menyaiapkan informasi terkait daerah tangkap ikan serta informasi berbasis dampak terhadap empat jenis kapal. Yakni kapal nelayan, kapal feri, kapal kargo dan tongkang.
“Tentunya semua ini dikawal oleh stakeholder selain BMKG. Ada Ditjen Perhubungan Laut, ada Basarnas, ada Bakamla dan lain sebagainya. Dan ini adalah penting bahwa semua instansi pemerintah bersinergi untuk mewujudkan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.
Untuk mengaksesnya cukup mudah. Misalnya masyarakat yang ingin menangkap ikan, tinggal masuk ke sistem INA-WIS berbasis website melalui maritim.bmkg.go.id//inawis, kemudian memilih fitur fishing ground.
Nantinya akan terlihat titik koordinat posisi ikan tersebar di mana saja untuk bisa ditangkap oleh nelayan. Pihaknya akan terus menyosialisasikan sistem ini kepada masyarakat melalui kerja sama antarstakgeholder. (jkr)
Discussion about this post