TARAKAN – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut mendukung target Pemerintah Pusat melakukan percepatan capaian vaksinasi dengan melaksanakan centra vaksinasi di sejumlah daerah pariwisata.
Kota Tarakan menjadi daerah pertama di Pulau Kalimantan, dilaksanakannya sentra vaksinasi. Dalam kegiatan yang dibuka Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes di Kawasan Wisata Pantai Amal, Tarakan Timur, Senin (8/11/2021), disiapkan 1.000 dosis vaksin untuk dosis pertama. Pelaksanaannya dilakukan hingga Selasa (9/11/2021).
Kota Tarakan mendapat kepercayaan sebagai daerah pertama dilaksanakannya centra vaksinasi di Kalimantan karena dinilai sangat siap untuk melaksanakan, terutama dukungan vaksin.
“Dan untuk di Kalimantan baru di Tarakan. Karena kesiapan vaksin, ternyata beberapa daerah vaksinnya belum drop lagi, Tarakan itu sangat banyak sekali dan Tarakan menargetkan 100 persen. Akhirnya begitu sudah siap kami siap memilih untuk di Tarakan,” Koordinator Area Kalimantan Kemenparekraf Widayanti Bandia.
Sebelum di Tarakan, pihaknya sudah melaksanakan centra vaksinasi di sejumlah daerah pariwisata di Indonesia. Seperti di di Gorontalo, Ambon, Mandalika Nusa Tenggara Barat dan Danau Toba Sumatera Utara.
Sementara itu, dipilihnya Kawasan Wisata Pantai Amal sebagai lokasi vaksinasi, karena Kemenparekraf ingin mendorong masyarakat khususnya yang berada di sekitar kawasan wisata agar divaksin. Sehingga orang yang datang ke Tarakan merasa nyaman dan tidak khawatir.
Wali kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes juga mengizinkan untuk pemanfaatan lokasi tersebut meskipun belum diresmikan. Karena itu, pihaknya menggelar di centra vaksinasi di lokasi itu.
Disinggung rencana Pemkot Tarakan menggelar Iraw Tengkayu tahun ini, Widayanti menilai perlu kesiapan matang terkait penerapan protokol kesehatan. Karena Pemerintah Pusat memperkirakan gelombang ketiga bakal terjadi pada momentum Natal dan Tahun Baru.
“Karena dikhawatirkan nasional itu Natal dan dan Tahun Baru akan terjadi lonjakan. Itu mungkin perlu pertimbangan. Jadi kalau kepastiannya, mungkin perlu digodok kesiapan, apakah mungkin vaksinnya sudah 80 persen lalu prokesnya bagaimana, itu juga mungkin perlu dipertimbangkan,” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post