JAKARTA – Untuk percepatan dalam pembangunan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.
Hadir dalam pertemuan yang berlangsung di Jakarta, Jumat (29/10/2021), Menteri LHK Siti Nurbaya dan Gubernur Kaltara Drs. H. Zainal Arifin Paliwang S.H, M.Hum.
Turut mendampingi Gubernur Zainal yakni Kapolda Kaltara Irjen Pol Bambang Kristiyono, Danlantamal XIII/Tarakan Laksamana Pertama Edi Krisna Murti, Danrem 092/Maharajalila, Kepala Bappeda Kaltara Risdianto Rektor UBT Prof Adri Patton dan Rektor Unikaltara Prof Abdul Jabarsyah.
Pertemuan tersebut membahas strategi pembangunan daerah berbasis Forest Landscape Management di Kaltara. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Zainal menyampaikan beberapa hal penting terkait kawasan hutan di Bumi Benuanta.
Salah satunya mengenai gerakan penanaman sejuta mangrove di Desa Ardimulyo bersama masyarakat setempat beberapa waktu lalu.
“Di sana (Desa Ardimulyo, red) tanaman mangrovenya sudah banyak yang mati disebabkan air laut yang tidak masuk, ini karena tertutup dengan jalan rencana pembangunan pelabuhan kapal feri. Maka dari itu kita (Pemerintah Provinsi Kaltara, red) minta jalan tersebut segera dibongkar agar air laut bisa masuk lagi,” ujarnya.
Selain itu, di hadapan Menteri LHK Siti Nurbaya, Gubernur Zainal juga menerangkan bahwa Kaltara memiliki luas wilayah sebesar 7,54 juta hektare dengan luas kawasan hutan 6,9 juta hektare.
“Dari luas kawasan hutan tersebut, sekitar 18 persen atau 1,3 juta hektare merupakan area pembenahan lainnya yang telah dipenuhi dengan izin sawit, batu bara, dan sedikit sekali kawasan pemukiman. Selain itu, di kawasan hutan produksi tersebut juga terdapat perikanan tambak,” beber Gubernur Zainal.
“Para petembak di Kaltara itu satu pintunya bisa sampai 10 hektare dan paling kecil 5 hektare, beda dengan di daerah Jawa yang biasanya satu pintu sekitar 5.000 m2. Kalau dilihat, pola tambak di Kaltara yang dijala itu sekeliling pinggir tambaknya saja,” terangnya.
Oleh karena itu, Gubernur Zainal berinisiatif untuk mengumpulkan para petambak di Kaltara agar dapat bekerja sama dalam menanam bibit mangrove pada pertengahan tambak yang tidak difungsikan tersebut.
“Kami mohon dukungan dari ibu menteri terkait bibit mangrove itu, sehingga nanti di samping mereka menghasilkan udang mereka juga dapat menghasilkan kepiting. Sebagai informasi, pada bulan November mendatang kami akan melakukan ekspor kepiting langsung ke Tiongkok,” jelas Gubernur Zainal.
Melihat banyaknya hal menarik yang dapat diangkat dari provinsi termuda di Indonesia ini, Menteri LHK Siti Nurbaya mengaku perlu adanya pembahasan lebih lanjut untuk mengambil langkah terbaik dalam mempercepat pembangunan.
“Saya melihat tadi wilayahnya pak Gubernur itu bahan dasar yang sangat baik untuk membuat term of reference, jadi silakan nanti kita rencanakan dan tolong Pak Sekretaris Jenderal dan para Direktorat Jenderal cek ulang pembahasan yang disampaikan tadi,” ungkapnya sebelum mengakhiri pertemuan tersebut.(saq/dkisp-kaltara)
Discussion about this post