TARAKAN – Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Kalimantan Bagian Timur bersama Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII/Tarakan dan Direktorat Polisi Perairan dan Udara (Ditpolairud) Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Utara (Kaltara) melaksanakan Operasi Patroli Laut Terkoordinasi.
Berada di tengah kondisi pandemi Covid-19, tidak melemahkan pengawasan dan penegakkan hukum di wilayah perairan Kaltara. Salah satu buktinya dengan melaksanakan Operasi Patroli Laut Terkoordinasi.
Kegiatan yang telah dimulai sejak 18 Oktober ini dibuka oleh Kepala Kanwil DJBC Kalimantan Bagian Timur Kukuh Sudarmono Basuki melalui apel gelar pasukan di dermaga Ditpolirud Polda Kaltara pada Kamis (21/10/2021).
Dalam sambutannya, Kukuh Sudarmono Basuki mengapresiasi dan berterima kasih kepada jajaran Lantamal XIII/Tarakan dan Ditpolairud Polda Kaltara yang mendukung kegiatan ini sehingga dapat terlaksana.
“Apresiasi kami ucapkan pada Direktur Polairud Polda Kalimantan Utara dan jajaran atas kerja sama yang baik dan kesediaannya menjadi tuan rumah bagi penyelenggara apel di pagi ini. Mohon disampaikan pula salam hormat kami dan salam sinergi dari kami kepada pimpinan Komandan Pangkalan TNI AL XIII/Tarakan dan Kepala Kepolisian dan Daerah Kaltara,” ujar Kukuh.
Dijelaskan bahwa perairan Kalimantan Utara berada pada posisi strategis yang merupakan alur ALKI II, menjadi pintu masuk dan keluar bagi negara-negara tetangga seperti Malaysia bagian Timur dan Filipina. Dengan posisi itu, tugas penegak keamanan dan hukum di perairan menjadi semakin kompleks.
Kukuh menyadari, aparat penegak keamanan dan hukum perairan sudah berupaya semaksimal mungkin melaksanakan tugasnya. Akan tetapi perlu sinergi dan koordinasi akan apa yang dikerjakan menjadi semakin baik.
“Untuk itulah kita hadir di sini menyatukan dan mengkoordinasikan semua upaya kita supaya upaya pengawasan yang kita lakukan bersama-sama menjadi lebih baik,” tuturnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikkan DJBC Kalimantan Bagian Timur Zaini Rokhman bahwa konsep kegiatan ini adalah terkoordinasi.
“Baik dari jajaran TNI AL, Direktorat Polairud Polda Kaltara dan Bea Cukai pada sektornya masing-masing namun terkoordinasi. Sehingga interaksi dan sinerginya di dalam pelaksanaan operasi di laut, kita akan terhubung baik secara informasi maupun secara pelaksanaan nantinya jika memang ada sasaran dan melakukan penangkapan,” ujarnya kepada awak media usai menghadiri apel gelar operasi.
Zaini membeberkan bahwa operasi ini menyasar pelanggaran perbatasan seperti penyeludupan serta tindak pidana kejahatan lintas negara lainnya seperti narkoba, pemasukkan bahan peledak serta senjata dan lan-lainnnya.
Adapun dipilihnya perairan Kaltara sebagai lokasi operasi karena merupakan perairan perbatasan Indonesia dan bebeberapa negara tetangga sehingga menjadi prioritas pihaknya untuk dilakukan pengawasan.
“Penguatannya tentu di perairan Kalimantan Utara kerena pintu masuk untuk di kawasan Indonesia Tengah dan Timur sebagian besarnya ada di alur laut kita di yang ALKI II di laut Sulawesi, perairan Kaltara,” tuturnya.
Meskipun periode operasi hanya dua minggu hingga 31 Oktober, akan tetapi Bea Cukai akan melanjutkan operasi hingga akhir tahun. Ini dilakukan untuk mengantisipasi ancaman tindak kejatahan menjelang Natal dan Tahun Baru.
Satrol Lantamal XIII/Tarakan mendukung penuh operasi ini dengan menurunkan sejumlah armadanya baik kapal cepat maupun kapal perang.
“Kita mengerahkan dari Lantamal ada kapal Angkatan Laut, Patkamla dan Sea Rider sesuai dengan sektor yang sudah diberikan,” ujar Komandan Satrpol Lantamal XIII/Tarakan Kolonel Laut (P) Sahatro Silaban.
Ia menilai pelanggaran di perairan Kaltara masih ada, akan tetapi tidak terlalu signifikan. Karena itu, pihaknya bersama Bea Cukai melaksanakan tugas masing-masing dengan target yang diberikan Bea Cukai. (jkr)
Discussion about this post