NUNUKAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Nunukan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) melaksanakan Rembuk Stunting dengan tema Bersama Bergerak Mempercepat Penurunan Stunting di ruang VIP Lantai Empat Kantor Bupati Nunukan, Kamis (9/9/2021).
Pelaksanaan kegiatan tersebut dihadiri Wakil Bupati Nunukan H. Hanafiah, Kasi Gizi Kesga Dinkes Provinsi Kaltara Dadang Hermanto, Kepala Dinas Kesehatan, dr. Meinstar Tololiu dan Sekretaris Bapedda Litbang Wilson beserta jajarannya.
Wakil Bupati (Wabup) Nunukan H. Hanafiah mengatakan dalam sambutannya bahwa menurut World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, batasan stunting suatu wilayah adalah sebesar 20 persen.
Sedangkan secara nasional prevalensi stunting menurun dari 37,2 persen menjadi 30,8 persen. Meskipun turun namun angka tersebut masih jauh dari batasan yang ditetapkan oleh WHO.
Pada tahun 2018 jumlah stunting sebesar 27 persen, kemudian tahun 2019 sebesar 26 persen dan tahun 2020 menurun 20 persen. Sementara, Presiden Indonesia telah menetapkan target sebesar 14 persen di tahun 2024 mendatang.
“Selaku kepala daerah, saya sangat mendukung dilaksanakannya rembuk stunting untuk mengantisipasi bertambahnya balita stunting dan perlu adanya strategi penanganan secara komprehensif sekaligus merupakan salah satu aksi dari konvergensi percepatan penurunan stunting yang terintegrasi di Kabupaten,” ungkap Wabup Hanafiah.
“jumlah balita di Kabupaten Nunukan yang diukur pada tahun 2020 sebanyak 13.367 anak, jumlah balita pendek dan sangat pendek sebanyak 2.714 anak atau 20,3 persen dari total balita yang ada. Kondisi tersebut menjadi tantangan kita untuk diselesaikan pada tahun mendatang sesuai target sebesar 14 persen,” tambahnya.
Disela kegiatan, Wabup Hanafiah yang membuka rembuk stunting menyerahkan piagam penghargaan kepada Desa Setabu Kecamatan Sebatik Barat, sebagai Desa Terbaik Percepatan Penurunan Stunting. (sumber: HM/diskominfotik nunukan).
Discussion about this post