MOROWALI – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Drs. Zainal A. Paliwang SH, M.Hum berkesempatan mengunjungi kawasan industri di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Kamis (9/9/2021).
Kunjungan tersebut merupakan studi untuk rencana pembangunan Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning – Mangkupadi yang akan di-groundbreaking oleh Presiden RI Joko Widodo pada November mendatang.
“Insya Allah kita juga akan memiliki kawasan industri. Sebagaimana yang diinformasikan, bahwa kawasan industri yang dikelola akan menjadi yang lebih besar dari Morowali,” jelas Gubernur didampingi Bupati Bulungan, Syarwani.
Kedatangan gubernur itu disambut oleh PT. Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Dimana mereka melihat secara langsung sejumlah perusahaan raksasa asal tiongkok beroperasi.
“Kita melihat bagaimana Kabupaten Morowali saat ini menjadi salah satu daerah yang cukup berkembang dengan pesat pembangunannya,” kata Gubernur.
Melihat peluang itu, Gubernur optimis progres KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi tahun ini progres berjalan tanpa ada kendala. Luasan KIPI sebesar 10.100 hektare juga tercatat progresnya.
Dalam aturannya, izin lokasi diberikan untuk tiga tahun ditambah 30 persen penguasaan lahan. Aturan itu berdasarkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 5/2015.
“Itu kemarin menjadi indikator penilaian setelah ada penyampaian progres di lapangan. Dan kami tinggal menunggu informasi dari pusat. Kalau kami optimis KIPI masuk PSN,” ujarnya.
Tidak hanya itu, rombongan juga melihat bagaimana pengelolaan sumberdaya manusia yang ada di kawasan industri Morowali. Salah satunya Politeknik Industri Logam yang merupakan binaan PT IMIP sebagai pengelola kawasan industri.
Seperti diketahui, terdapat 10 perusahaan yang berinvestasi di KIPI Tanah Kuning-Mangkupadi. Namun, tujuh dari 10 perusahaan yang memberikan laporan mengenai progresnya.
Ketujuh perusahaan itu adalah Al-Bassam Petroleum Equipment Company (APECO), PT Kayan Patria Propertindo (KPP), PT Kayan Patria Industri (KPI), PT Pelabuhan Indonesia, PT Aman Mulia Gemilang, PT Indonesia Strategis Industri, dan PT Adhidaya Suryakencana.
“Untuk perusahaan yang sama sekali tidak melaporkan progres, ada 3, PT Dragon Signature, PT Dragon Land dan PT Inalum,” tuntasnya. (Adpim)
Discussion about this post