TARAKAN – Unit Program Belajar Jarak Jauh Universtias Terbuka (UPBJJ-UT) Tarakan telah memiliki gedung permanen di Kalimantan Utara (Kaltara). Gedung representatif dua lantai tersebut berlokasi di Jalan Mulawarman, Tarakan, di depan bandara Juwata Tarakan.
Penggunaan gedung diresmikan Gubernur Kaltara Drs. H. Zainal A. Paliwang SH, M.Hum, Senin (23/8/2021). Hadir juga Wakil Rektor IV Universitas Terbuka Rahmat Budiman, Ketua DPRD Kaltara Norhayati Andris, Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) Prof Adri Patton, Direktur UPBJJ-UT Tarakan Rahmadian, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes dan Wakil Bupati se Kaltara.
Menurut Wakil Rektor IV Universitas Terbuka Rahmat Budiman, hadirnya gedung permanen ini untuk mengakomodir aspirasi mahasiswa UT di Kaltara yang kesulitan apabila harus berkunjung ke kantor pusat di Jakarta.
“Tahun 2019 ketika Dies Natalies UT itu kami berkomunikasi dengan mahasiswa secara online, waktu itu mendapatkan keluhan dari mahasiswa dari Kalimantan Utara ini. Mereka menyebutkan bahwa kalau melakukan perjalanan itu sangat jauh waktu ke UPBJJ. Maka waktu itu rektor beserta pimpinan lain berkomitmen untuk memberikan layanan dengan menghadirkan UT Tarakan,” beber Rahman Budiman kepada awak media ditemui usai peresmian.
Dengan hadirnya gedung UPBJJ-UT Tarakan ini, diharapkannya bisa menjangkau mahasiswa yang tinggal di kabupaten kota di Kaltara, termasuk yang tinggal di daerah pedalaman, terpencil dan terluar, sehingga pengurusan akademik dan administrasi, tidak perlu lagi ke kantor pusat yang membutuhkan biaya banyak.
Dengan hadirnya UPBJJ-UT Tarakan ini, juga membuka akses buat masyarakat yang tidak memiliki kesempatan kuliah tatap muka, tetap bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dengan status yang sama.
Universitas Terbuka adalah perguruan tinggi negeri dengan sistem pembelajaran yang telah terakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sehingga dampak sosial dari ijazah yang diterbitkan juga sama dengan perguruan tinggi yang melaksanakan perkuliahan tatap muka lainnya.
Berdasarkan data, hingga semester lalu jumlah mahasiswa Universitas Terbuka se Indonesia mencapai 211 ribu mahasiswa. Sedangkan di Kaltara sendiri jumlahnya mencapai 6.245 mahasiswa dan telah meluluskan 2 ribuan lebih mahasiswa.
Sebelum pandemi Covid-19, ada dua sistem pembelajaran yang diterapkan, yakni secara offline dengan mendatangi lokasi tutorial tatap muka yang dibuka di setiap daerah. Selain itu juga secara online seperti yang dilaksanakan selama pandemi Covid-19.
Universitas Terbuka juga tetap mengupayakan pemberian materi mata kuliah meskipun terkendala jaringan internet seperti yang dirasakan mahasiswa di Kecamatan Krayan yang jumlahnya mencapai 87 mahasiswa.
“Tetap kita layani untuk proses pembelajarannya. Contohnya kemarin kita pelaksanaan ujian, kita datang langsung ke sana ke Krayan untuk membantu mahasiswa dalam pelaksanaan ujian. Juga untuk proses pembelajarannya itu sendiri ada di beberapa tempat yang memang jaringan itu sulit, kita juga mendatangkan tutor,” beber Direktur UPBJJ-UT Tarakan Rahmadian.
“Jadi di sini apapun kendala mahasiswa akan kita layani, akan kita bantu. Masalah jaringan kita akan atasi dengan berbagai cara. Yang jelas proses belajar mahasiswa harus kita giring,” tuturnya.
Rahmadian juga membeberkan bahwa di UT tidak ada istilah DO. Karena proses pembelajaran di UT menuntut mahasiswanya belajar secara mandiri yang dibantu dengan sarana belajar yang telah disiapkan pihak universitas.
“Memang standarnya misalnya untuk S-1 manajemen itu standarnya 4 tahun atau 8 semester. UT juga seperti itu, tapi balik lagi tergantung mahasiswanya,” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post