TARAKAN – Selain inveksi saluran kemih dan prostat jinak, penyakit lainnya yang banyak ditangani di bidang urologi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan batu saluran kemih.
Apa itu penyakit batu saluran kemih dan bagaimana pengobatannya? Semua dibahas tuntas dalam talk show kesehatan dengan tema “PCNL dan RIRS: Penatalaksanaan Batu Ginjal Terkini di RSUD Tarakan” bersama narasumber dokter spesialis urologi, dr. Sony Agus Santoso Sp.U di lantai I RSUD Tarakan, Kamis (1/7).
“Batu saluran kemih adalah batu yang terbentuk dan berada di saluran kemih,” jelas Sony Agus Santoso dalam pengantar materinya.
Saluran kemih sendiri meliputi ginjal, ureter yang berbentuk menyerupai saluran pipa menguhubungkan ginjal menuju kandung kemih, dan uretra atau saluran yang mengalirkan urine dari kandung kemih untuk dikeluarkan dari tubuh.
Batu itu sendiri, menurut alumni S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ini, bisa berada di ginjal, ureter dan uretra. Sehingga keluhan yang ditimbulkan bisa bermacam-macam.
Ketika batu berada di ginjal keluhan yang paling sering dirasakan adalah nyeri di pinggang. Tapi nyerinya tidak terlalu berat jika dibandingkan batunya ada di ureter. Karena ukuran ureter kecil, maka batu yang kecil pun bisa mengakibatkan nyeri tak tertahankan.
Sedangkan batu yang ada di kandung kemih, keluhannya berbeda lagi. Menurut Sonny, biasanya muncul keluhan buang air kecil yang sakit, atau diselingi dengan keluarnya darah, atau kencing dengan keluar batu. Berbeda lagi jika batunya turun lagi ke uretra. Bisa mengakibatkan seseorang sulit buang air kecil atau dikenal dengan retrensi urine.
“Batu ini merupakan keluhan yang paling sering muncul dan pasiennya datang biasa ke UGD (unit gawat darurat),” bebernya.
Dari hasil analisa salah satu dokter di RSUD Tarakan kurun waktu 2017 hingga 2019, didapatkan 166 kasus penderita batu saluran kemih. Paling banyak diderita laki-laki dengan 76 persen.
Ini karena aktivitas laki-laki lebih berat dan sering bekerja di luar dibandingkan wanita. Apalagi jika kurang minum dan pola makan yang tidak baik, bisa mengakibatkan munculnya batu saluran kemih. Biasanya penyakit ini muncul pada usia 40 sampai 59 tahun. Lebih detail lagi, dari 166 kasus, lebih banyak ditemukan di ginjal sebanyak 44 persen.
Komposisi batunya paling banyak terbentuk dari kristal kalsium dan oksalat sebanyak 37 persen. Ini dihasilkan pada makanan seperti Bayam, daging merah dan cokelat serta minum kopi dan teh.
“Ketika kita banyak mengkonsumsi bahan-bahan itu dan kita kurang minum, risiko terbentuk batu bisa tinggi,” beber dokter yang mengambil spesilais urologinya di Universitas Airlangga Surabaya ini.
Untuk mencegah munculnya batu di saluran kemih, Sonny menganjurkan perbanyak minum air putih 2 sampai 3 liter sehari. Untuk mengetahui ukuran cukup air putih yang diminum bisa dilihat dari warna urine. Ketika warna urine seseorang jernih maka minum dianggap sudah cukup. Akan tetapi ketika keruh atau pekat, maka minum seseorang masih kurang. (jkr)
Discussion about this post