TARAKAN – Mendengar penyakit stroke pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita. Namun, perlu diketahui definisi penyakit stroke dan bagaimana pencegahan dan pengobatannya.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan mengupas tuntas dalam talk show kesehatan bertema “Mengenal Stroke, Terapi Terkini dan Pencegahannya” bersama dokter dr. Febriyanto Powatu M.Kes, Sp.S di lantai Satu RSUD Tarakan, Kamis (3/6).
Menurut dokter spesialis saraf di RSUD Tarakan ini, stroke adalah penyakit yang diakibatkan karena tersumbatnya alirah darah di pembuluh darah otak yang menyebabkan berbagai macam gejala saraf.
“Salah satunya adalah kelumpuhan, kemudian wajah mencong, rasa kebas di separoh badan, jadi banyak variasinya, tapi prinsipnya semua penyakit yang disebabkan karena terganggungnya aliran darah, apakah dia tersumbat atau pecah pembuluh darah di otak,” ujar Febriyanto Powatu.
Berdasarkan asil riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2018, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menduduki peringkat kelima kasus kejadian stroke tertinggi di Indonesia, padahal jumlah penduduk Kaltara sedikit dibandingkan provinsi lain.
Berbicara penyakit stroke selalu mempunyai faktor risiko. Menurut alumni S-1 Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ini, ada dua faktor risiko seseorang mengalami penyakit stroke. Yakni faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi ada yang bisa dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi di antaranya umur yang terus bertambah dan itu bisa meningkatkan risiko penyakit stroke dalam diri seseorang. Dari hasil penelitian, orang dengan usia di atas 65 tahun memiliki faktor risiko hingga dua kali lipat mengalami stroke. Akan tetapi jangan tertipu juga dengan usia lanjut. Karena faktanya tidak sedikit orang dengan usia muda terserang stroke.
Faktor lainnnya adalah jenis kelamin. Dimana, perempuan lebih tinggi faktor risikonya mengalami stroke. Ini karena wanita erat hubungannya dengan kehamilan, diabetes, pemakaian pil KB dan terapi hormon kepada karena susah hamil yang bisa meningkatkan risiko terserang stroke.
Ketiga adalah faktor riwayat keluarga yang memiliki serangan stroke, faktor risiko juga lebih besar mengalami serangan stroke. Termasuk yang mengalami kelainan genetik juga bisa memicu serangan stroke, teurtama orang di usia muda.
Faktor keempat adalah ras. Beberapa penelitian, ras Afrika dan Amerika lebih tinggi terserang penyakit stroke dibandingkan Asia, termasuk Indonesia. Ini diduga berhubungan dengan penyakit hipertensi, diabetes dan obesitas.
Sementara faktor risiko yang bisa dimodifikasi di antaranya tekanan darah tinggi. Karena itu, Febriyanto mengimbau masyarakat untuk sering memeriksakan kesehatannya agar mengetahui penyakitnya. Karena sering pihaknya mendapati pasien mengalami serangan stroke karena tidak pernah memeriksakan diri sebelumnya.
“Jadi saran mulai hari ini mulai periksanakan tekanan darah bapak ibu ke fasilitas kesehatan terdekat biar bisa dikontrol. Karena ini adalah salah satu faktor risiko untuk terjadinya serangan stroke,” imbaunya.
Faktor lainnya adalah penyakit gula atau diabetes, penyakit jantung koroner, kurang beraktivitas fisik atau olahraga, sering konsumsi alkohol, merokok, obesitas atau berat badan berlebih, stres dan kolesterol bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan stroke.
“Yang bisa kita lakukan seperti kontrol tekanan darah, olahraga ringan lima kali sebulan mimimal 30 menit, makan makanan seimbang dan sehat, perbanyak buah, sayuran dan kurangi garam, pertahankan berat badan yang seimbang, berhenti dan hindari merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, periksa dan obati penyakit jantung, kurangi risiko diabetes dan dapatkan pengetahuan yang lebih tentang stroke,” sarannya.
Seseorang yang mengalami serangan stroke memiliki gejala. Dijelaskan dokter yang mengambil spesialis sarafnya di Universitas Hasanuddin ini, di antaranya mengalami nyeri kepala hebat mendadak, pusing, kesadaran yang menghilang, tiba-tiba mengalami gangguan penglihatan, tiba-tiba tidak bisa berbicara atau kata-katanya tidak jelas, tiba-tiba tidak bisa mengikuti perintah, mulut mencong ke salah satu sisi, atau tiba-tiba lumpuh atau merasa ada kelemahan di salah satu sisi tubuh, merasakan kebas.
“Jika bapak ibu mengalami gejala-gejala seperti ini, segera bapak ibu menghubungi rumah sakit atau bawa pasiennya cepat ke UGD terdekat,” pesannya.
Beberapa jenis ikan yang disarankan untuk dikonsumsi untuk mencegah penyakit stroke adalah ikan yang mengandung omega 3. Seperti tuna, salmon, kembung dan sarden. Sementara untuk sayuran seperti sayuran hijau, kacang-kacangan dan gandum. Sedangkan untuk buah seperti alpukat, apel, jeruk, jambu biji, pepaya, tomat dan semangka. Jika ingin minum susu, disarankan cari susu yang rendah lemak, serta coklat hitam. (jkr)
Discussion about this post