TARAKAN – Promosi terhadap batik Tarakan terus dilakukan pihak terkait. Di antaranya melalui lomba fashion show Batik Tarakan dalam Rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Dharma Wanita Persatuan (DWP) ke-22 di Gedung Wanita Tarakan, Sabtu (19/6/2021).
Kegiatan ini merupakan gawean DWP Tarakan bekerjasama dengan sejumlah pihak, termasuk Pertamina EP Tarakan Field yang konsisten mendorong pengembangan batik Tarakan melalui pembinaan Kelompok Usaha Bersama Disabilitas Tarakan (Kubedistik).
Lomba yang dibuka Sekretaris Daerah (Sekda) Tarakan Hamid Amren mewakili Wali Kota Tarakan ini menampilkan berbagai rancangan busana dengan motif batik khas Tarakan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Dalam sambutan Wali Kota Tarakan, Hamid Amren mengucapkan terima kasih kepada DWP Tarakan dan jajarannya atas inisiatif menyelenggarakan kegiatan tersebut. Ini menjadi salah satu sarana dalam menyosialisasikan batik Tarakan.
“Diharapkan ketertarikan masyarakat terhadap batik Tarakan akan terus meningkat,” harapnya.
Pemerintah Tarakan terus mendukung dan mendorong lebih dari 13 ribu UMKM di Tarakan, dengan melakukan pembinaan yang tepat. Pemkot Tarakan juga gencar mengembangkan batik khas Tarakan yang dipandang memiliki potensi cukup besar untuk memajukan geliat perekonomian di Tarakan.
Potensi ini juga akan banyak menciptakan banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat kota Tarakan. Batik Tarakan sendiri memiliki ciri khas berupa motif kedaerahan dan terbuat dari pewarna alami yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tarakan Hj. Sitti Rujiah kegiatan ini sekaligus ajang promosi Tarakan kepada warga lokal.
“Dengan adanya acara ini maka kami juga memberitahukan kepada hadirin batik Tarakan bisa bapak ibu beli di mal pelayanan publik atau di UMKM center,” tutur Sitti Rujiah dalam sambutannya.
Menurutnya, batik Tarakan saat ini beragam dan variatif serta banyak motif. Selain batik tulis dan batik cap, ada juga batik tenun yang dibuat dari kerajinan salah seorang warga di Kelurahan Kampung Satu/Skip.
Dekranasda Tarakan sendiri terus mendorong pembinaan serta promosi batik Tarakan. Di antaranya menggandeng pihak ketiga untuk menggelar pelatihan agar generasi baru pembatik Tarakan.
Dalam rangka promosi, belum lama ini Dekranasda Tarakan melakukan promo di Jakarta dan berhasil mendapat perhatian dari warga setempat sehingga berdampak pada produksi batik yang lebih banyak.
Sementara itu, Tarakan Field Manager Isrianto Kurniawan mengatakan bahwa motif batik Tarakan yang diciptakan oleh pengrajin batik sesungguhnya memiliki makna filosofis budaya yang kuat sehingga perlu dilestarikan.
Salah satu contohnya Batik Kubedistik binaan PT. Pertamina EP Tarakan Field, dengan motif burung Enggang Sejoli ini adalah motif baru dari kelompok Kubedistik dimana motif ini mengangkat hewan endemik Kalimantan.
“Motif batik ini (burung enggang sejoli) juga nantinya akan menjadi motif baju Batik Manajemen Tarakan Field,” katanya.
Batik bukan sekedar seni lukis di atas media kain, tetapi lebih dari itu. Batik sebagai wastra nusantara yang sudah menjadi identitas Bangsa Indonesia dan telah diakui sebagai warisan budaya dunia sejak ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 lalu.
“Saya berharap dengan adanya kerjasama dengan berbagai instansi seperti Dharma Wanita Persatuan (DPW) Tarakan dan Yayasan Semangat Membara Bangun Nusantara ini dapat berkolaborasi untuk bersama-sama memandirikan pengrajin batik di kota Tarakan,” ujar Isrianto.
Ketua Yayasan Semangat Membara Bangun Indonesia Yuliatmi Pratiwi S.Psi, M.Psi menilai kerjasama ini merupakan salah satu bentuk komitmen bersama PT. Pertamina EP Tarakan Field untuk mengembangkan keterampilan serta kemandirian pengrajin batik khususnya di Tarakan.
“Sehingga nantinya bisa bersama-sama memperkenalkan batik khas Tarakan ke seluruh Indonesia, dan berharap pengrajin batik yang terdapat di Kota Tarakan dapat berkarya dan menciptakan karya seninya lewat batik,” tuturnya Yuliatmi.
Vivi Hamid selaku Ketua DPW Tarakan mengharapkan kepada masyarakat untuk terus menanamkan rasa bangga menggunakan produk karya seni dalam negeri, mengurangi penggunaan produk impor termasuk tekstil bermotif batik serta selalu mengedukasi terhadap budaya lokal Tarakan.
“Mari kita bersama-sama mengenakan batik untuk aktivitas sehari-hari seperti di kantor dan acara-acara lainnya berarti kita turut serta melestarikan warisan pusaka budaya bangsa Indonesia,” tegasnya. (jkr)
Discussion about this post