NUNUKAN – Upaya pemerintah dalam membangun pertanian di perbatasan mulai membuahkan hasil dengan kegiatan ekspor ke negara tetangga. Seperti di Kabupaten Nunukan.
Karantina Pertanian Tarakan Wilayah Kerja Nunukan kembali melepas ekspor produk hortikultura sebanyak 17 ton, Senin (22/2/2021). Nilai ekonomisnya mencapai Rp 417,4 juta.
Produk hortikultura tersebut terdiri dari buah mangga, buah naga, alpukat dan jeruk nipis. Produk pertanian holtikultura itu di ekspor tujuan ke Malaysia.
“Kita terus gali potensi komoditas unggulan diperbatasan yang bisa di ekspor,” ujar Kepala Karantina Pertanian Tarakan drh. Ahmad Alfaraby melalui keterangan tertulisnya dalam rilis Karantina Pertanian Tarakan yang diterima awak media ini, Selasa (23/2/2021).
Menurut Ahmad Alfaraby, kegiatan ekspor produk hortikultura ini bukan yang pertama kalinya. Berdasarkan data sistem otomasi perkarantinaan IQFAST, tercatat hingga akhir bulan Februari 2021, 135 ton produk hortikultura bernilai ekonomis Rp 3,3 miliar telah dilalulintaskan menuju Malaysia.
Salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan di wilayah perbatasan adalah sektor pertanian. Sektor ini dinilai dapat menghasilkan nilai tambah tinggi bagi masyarakat.
“Upaya ini telah dilakukan Menteri Pertanian SYL dengan program Gerakaan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) dan akan terus berlanjut.
“Hasilnya berupa sistem pertanian modern terpadu dan berkelanjutan melalui pendekatan kawasan 1.000 Desa Gratieks mulai terlihat. Buktinya kita mulai ekspor dan terus bertumbuh,” jelas Ahmad Alfaraby
Sebagai salah satu fasilitator perdagangan, Pejabat Karantina Pertanian Tarakan Wilker Nunukan akan lakukan tindakan dan perlakuan yang cepat, tepat dan akurat. Sehingga produk ini dapat mengantongi sertifikat kesehatan, PC sebagai persyaratan ekspor.
“Kami memberi perhatian khusus bagi proses bisnis eksportasi di wilayah perbatasan. Harus lebih cepat agar semakin banyak komoditas yang bisa kita kirim,” ujar Ahmad Alfaraby. (sumber: Karantina Pertanian Tarakan)
Discussion about this post