TARAKAN – Jelang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) yang tinggal menghitung hari, Konsultan Citra Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia (KCI – LSI) Denny JA kembali merilis kondisi perpolitikkan di Bumi Benuanta.
Rilis hasil survei dilakukan Rabu (2/12/2020) di Tarakan oleh peneliti LSI Denny JA, Fajar Moestar, dengan tajuk “Persepsi Keberhasilan Kinerja Petahana dan Peluang para Kandidat Menjelang finish”.
Fajar Moestar menjelaskan bahwa metodelogi yang dipakai pada survei kali ini adalah multistage random sampling, dengan jumlah responden sebanyak 800 orang yang tersebar di seluruh kabupaten di Provinsi Kaltara.
Survei dilakukan pada 18-25 November 2020, di mana teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner dengan Margin of Error (MOE) +/- 3,5 persen. Hasilnya, dibeberkan Fajar Moestar, di atas 60 persen publik menilai Irianto Lambrie berhasil memimpin Kaltara.
“Jadi ada beberapa pertanyaan yang kita ajukan kepada responden, menurut bapak atau ibu seberapa berhasil Irianto Lambrie selama ini menjalankan tugasnya sebagai Provinsi Kalimantan Utara. Yang menjawab sangat berhasil dan cukup berhasil ada di angka 61,4 persen, dan sedangkan yang menjawab kurang berhasil atau tidak berhasil sama sekali ada di angka 21,7 persen. Sedangkan yang tidak tahu dan tidak menjawab ada di angka 16,9 persen,” beber Fajar Moestar.
Lebih lanjut dibeberkan, dari jumlah responden yang menjawab berhasil, jika di breakdown, di segmen agama, baik Islam, Protestan, Katolik dan Budha, rata-rata di atas 50an persen di semua segmen agama menilai Irianto Lambrie berhasil memimpin Provinsi Kaltara.
“Bisa kita lihat pemilih dengan pemilih dengan memilih muslimnya di baseline 76,7 persen, ada 62,2 persen yang menyatakan sangat berhasil dan cukup berhasil. Diikuti juga oleh pemilih Protestan yang ada baselinenya 18,6 persen juga menyatakan berhasil sekitar 58,2 persen,” ungkapnya.
Saat breakdown di segmen usia, menurut Fajar Moestar, baik pemilih millenial maupun pemilih lansia menilai Irianto Lambrie berhasil memimpin Kaltara selama lima tahun.
“Jadi bisa kita lihat rata-rata di atas 50 persen semua, segmen-segmen usianya menilai Irianto Lambrie berhasil memimpin Kaltara, dari usia 29 tahun ke bawah, yaitu pemilih millenial ya, berpersepsi 68,1 persen itu menyatakan pak Irianto Lambrie itu berhasil memimpin provinsi Kaltara. Lalu di lanjut usia di 50 tahun ke atas juga sebesar 57,6 persen, bahwa pak Irianto Lambrie berhasil memimpin provinsi Kalimantan Utara,” bebernya.
Sementara di segmen orang yang berpendidikan tinggi maupun rendah, dibeberkan Fajar Moestar, semakin tinggi tingkat pendidikannya semakin tinggi pula bahwa Irianto Lambrie berhasil memimpin Kaltara.
“Jadi kita bisa lihat ada lulus SD atau ke bawah itu baseline nya 30,8 persen, kita tanya apakah pak Irianto berhasil memimpin Kaltara selama lima tahun ini, 54,1 persen menjawab sangat berhasil. Sedangkan yang taman SMP sederat, 61,1 persen menyatakan beliau berhasil. Selanjutnya tamat SMA juga 64,4 persen dan pernah kuliah bisa kita lihat, berarti ini sarjana S-1, S-2, S-3 dan seterusnya itu menyatakan pak Irianto berhasil itu di angka 71,2 persen,” ungkapnya.
Lalu, di semua segmen profesi, Irianto Lambrie juga dinilai berhasil memimpin Provinsi Kaltara. Dari kategori profesi ibu rumah tangga, petani, nelayan, pedagang, pegawai swasta, wiraswasta, pelajar atau mahasiswa, buruh pabrik/kantor swasta dan pekerjaan lainnya, semuanya rata-rata di atas 50 persen.
“Jadi mereka itu semua itu berpersepsi bahwa pak Irianto Lambrie berhasil memimpin Kaltara secara baik,” ungkapnya.
Sementara di segmen konstituen partai politik, dibeberkan Fajar Moestar, menilai Irianto Lambrie berhasil memimpin Kaltara.
Dengan persepsi keberhasilan itu, jika dikaitkan apakah bisa mempengaruhi dukungan, Fajar Moestar membeberkan bahwa dari tiga simulasi pasangan calon (paslon), Irianto Lambrie – Irwan Sabri ada di angka 37,5 persen, disusul Zainal Arifin Paliwang – Yansen Tipa Padan di angka 23,9 persen dan Udin Hianggio – Undunsyah di angka 19,6 persen. Sedangkan yang belum memutuskan, tidak tahu dan tidak jawab ada di angka 19 persen.
“Jadi petahana sampai detik ini masih unggul elektabilitasnya kurang lebih di angka sekitar 13 persen ya dengan penantang terdekatnya, pak Zainal dan pak Yansen,” ungkapnya.
Lalu, pihaknya juga mengukur seberapa berkeinginankah bapak atau ibu bahwa tiga paslon ini terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kaltara. Dibeberkan Fajar Moestar bahwa yang sangat berkeinginan dan cukup berkeinginan ada 51,5 persen menjawab Irianto Lambrie dan Irwan Sabri.
Apa saja faktor mengapa petahana masih unggul? Menurut Fajar Moestar, bisa dilihat bahwa Irianto Lambrie memiliki popularitas dan akseptabilitas tingkatnya yang sudah dipuncak.
Dibeberkannya bahwa Irianto Lambrie memiliki 82,8 persen tingkat pengenalan dan 67,1 persen tingkat kesukaan. Sedangkan Udin Hianggio yang merupakan wakil gubernur memiliki tingkat pengenalan sebesar 79,7 persen dan tingkat kesukaan 66,5 persen.
Adapun Yansen Tipa Padan di angka 70,2 persen dan tingkat kesukaannya 66,1 persen. Sedangkan Zainal Arifin Paliwang tingkat pengenalannya 66,5 persen dan tingkat kesukaan 66,6 persen,” bebernya.
“Jadi bisa kita lihat pak Irianto Lambrie unggul di tingkat popularitasnya karena memang beliau sebagai gubernur petahana dan memiliki tingkat kesukaan yang tinggi di antara kandidat-kandidat nama-nama lainnya,” ungkapnya.
Faktor lainnya, menurut tangkapan survei LSI, Irianto Lamrie unggul di lima aspek personality yakni memiliki pribadi yang menyenangkan, jujur, pintar, berwibawa sebagai pemimpin dan dermawan. Sedangkan Udin Hianggio unggul di dua aspek personality, dan Zainal Arifin Paliwang unggul di satu aspek personlity.
Dan faktor ketiga yang diukur survei LSI adalah di atas 60 persen publik puas dengan kinerja Irianto Lambrie sebagai petahana. Dari pertanyaan secara umum apakah sejauh ini bapak dan ibu sangat puas, cukup puas, kurang puas atau tidak puas sama sekali dengan kerja Irianto Lambrie dan Udin Hianggio sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Kaltara.
“Yang menjawab sangat puas itu ada di angka 53,1 persen, sedangkan yang menjawab kurang puas itu ada di angka 22,5 persen. Sedangkan yang tidak tahu itu 14,4 persen,” bebernya.
Debat juga menjadi aspek yang diukur survei KCI – LSI Denny JA. Hasilnya, ada sekitar 25,4 persen masyarakat Kalimantan Utara menonton debat Kaltara pertama dan kedua. Dari persentase itu, sebanyak 34,2 persen masyarakat Kaltara menyatakan pasangan Irianto Lambrie-Irwan Sabri yang unggul dan paling menguasai debat.
Namun demikian KCI-LSI Denny JA menemukan bahwa ada 4 empat faktor yang dapat mengubah suara di akhir menjelang hari H.
Keempat faktor tersebut adalah, pertama, tingkat partisipasi dan golput. Kedua, perebutan swing votter. Ketiga, adalah blunder petahana. Dukungan petahana saat ini masih perkasa. Namun jika ada blunder politik atau tsunami politik tertentu maka bisa mempengaruhi dukungan terhadap petahana dan keeampat mobilisasi maha dahsyat yang dapat dilakukan oleh penantang.
“Dukungan kandidat bisa berubah jika kompetitor melakukan mobilisasi kampanye atau pemilih dengan skala sangat besar,” ungkapnya. (jkr-1)
Discussion about this post