TARAKAN – Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Tarakan melaksanakan pembinaan kerukunan umat beragama pada wanita, pemuda dan pelajar.
Kegiatan yang digelar di gedung Wanita Tarakan, Sabtu (13/11/2021), dihadiri juga Sekretaris Daerah (Sekda) Tarakan Hamid Amren mewakili Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan.
Perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu isu penting yang dibahas dalam kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama pada wanita, pemuda dan pelajar.
FKUB Tarakan mengharapkan umat beragama dapat menjaga kondusifitas Tarakan di momentum Natal dan Tahun Baru, dengan saling menghargai.
“Menyambut Natal dan Tahun Baru kita berpesan kepada semua umat beragama untuk menjaga kondusifitas masyarakat, hargai, saling toleransi dengan sesama agama yang merayakan Natal dan Tahun Baru,” ujar Sekretaris FKUB Tarakan Syamsi Sarman, Minggu (14/11/2021).
Dalam mengantisipasi potensi kerawanan di Tarakan, FKUB Tarakan juga menyoroti masih adanya laporan aktivitas perjudian di Bumi Paguntaka. Seperti sabung ayam.
“Kerawanan yang terjadi di arena sabung ayam menurut FKUB itu juga bisa mengarah kepada gesekan-gesekan antarsuku dan agama. Sehingga mohon kepada penegak hukum agar sabung ayam itu bisa dibubarkan,” tegasnya.
Sementara itu usai dialog, dilaksanakan Musyawarah Daerah (Musda) II FKUB Muda dan Perempuan, Dr. Ilham Agang masih dipercaya menjabat Ketua FKUB Muda Tarakan dan FKUB Perempuan dipimpin oleh Hj. Kasbariah.
FKUB Tarakan mengharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan dapat mengalokasikan anggaran tersendiri untuk FKUB Muda dan FKUB Perempuan, dalam rangka mendukung kegiatan yang akan mereka dilaksanakan.
“Selama inikan gabung di FKUB dapat hibah bansos dari pemerintah kota, dibagi tiga. Padahal bantuannya juga tidak banyak. Harapannya supaya FKUB ini bisa berjalan lebih baik lagi, dialog dengan pak sekda mengusulkan FKUB muda dapat hibah sendiri, FKUB perempuan dapat hibah sendiri, FKUB kota juga dapat hibah sendiri,” tuturnya.
Keberadan FKUB Muda dan FKUB Perempuan, menurut Syamsi Sarman, sangat efektif dalam mendukung upaya sosialisasi menjaga kerukunan umat beragama. Mereka dapat menyosialisasikan pesan-pesan itu melalui komunitasnya masing-masing.
“Kita ingin kerukunan itu bukan hanya di level pendeta, ustad, kyai, pastor, kalau itu sudah rukun. Kita ingin kerukunan itu sampai ke pemuda-pemuda, pelajar, ibu-ibu, kelompok emak-emak, yang berbicara itu mereka,” tuturnya.
Kota Tarakan sendiri menjadi role model di Indonesia dengan hadirnya FKUB Muda. Demikian juga FKUB Perempuan.
“Kita menjadi role model oleh kabupaten kota yang lain, Tarakan itu komplit, ada FKUB seniornya, ada FKUB muda, ada FKUB perempuan. Banyak daerah lain yang ingin mencontoh Kota Tarakan” tuturnya.
Discussion about this post