TARAKAN – Dalam upaya meningkatkan ekonomi pelaku usaha rumahan ikan asin yang tinggal di kawasan kumuh, melalui Pengembangan Kapasitas Masyarakat Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) digelar pelatihan pengemasan dan pemasaran produk ikan asin.
Kegiatan yang dilaksanakan di UMKM Center ini diikuti pelaku usaha rumahan ikan asin yang ada di empat kelurahan yang mendapatkan dana kegiatan penjemuran ikan asin di tahun 2020.
Yakni dari kelurahan Mamburungan, Lingkas Ujung, Karang Anyar Pantai dan Pantai Amal. Masing-masing kelurahan diikuti 10 peserta sehingga total ada 40 peserta.
Menurut Asisten Koordinator Program Kotaku di Tarakan Sri Mulyani, kegiatan ini sudah berkali-kali dilaksanakan, akan tetapi berbeda kelurahan, mengacu pada SK Wali Kota Tarakan.
“Tujuannya selain mengembangkan pendapatan masyarakat juga ingin bahwa masyarakat di lokasi kumuh yang mendapatkan kegiatan tahun 2020 khususnya penjemuran ikan asin bisa meningkatkan produktivitas dan bisa menambah income dari keluarga,” ujar Sri Mulyani ditemui di sela kegiatan, Selasa (4/5/2021).
Ketua Panitia Ihsan berharap peserta bisa mengikuti dengan baik. Karena dalam pelatihan ini mereka diberikan ilmu tentang cara mengemas dan pemasarannya.
“Sehingga betul-betul nanti ketika dia pulang bisa nanti ajari tetangga-tetangganya yang memang produksi ikan asin dan rumput laut. Harapan kita itu bagaimana cara mengemasnya dengan baik, sehingga ini bukan hanya dipasarkan di Tarakan tetapi di luar Tarakan,” harap Ihsan.
Pelatihan ini mendapat tanggapan positif dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Tarakan.
“Inikan pelaku-pelaku usaha pemula. Melihat peluang pasar, potensi lokal di kota Tarakan sangat berlimpah hasil perikanan dan ini ditangkap oleh teman-teman dari Kotaku, bagaimana dari laporan terbawah itu bisa tumbuh pelaku-pelaku usaha baru khususnya olahan hasil perikanan,” ujar Kepala Bidang Koperasi dan UKM Retna Sulistya Rini.
Kali ini, mereka melihat potensi dan mungkin juga menjadi peluang pasar yaitu produksi ikan asin. Selama ini ikan asin dianggap kurang peminat kecuali untuk kebutuhan rumah tangga.
Namun dengan pelatihan ini, diharapkan ke depan ikan asin dari Tarakan bisa dijual ke luar Tarakan baik di wilayah Kaltara maupun Indonesia.
Agar bisa masuk di peluang pasar melalui market palace, Rini menilai perlu dikemas dengan baik. Selain itu harus memiliki perizinan dan branding. Karena itu pihaknya ikut memberikan pembekalan kepada peserta melalui pelatihan tersebut.
Sementara itu, salah satu peserta Juhaidah juga menyambut baik kegiatan tersebut karena dapat membantu pelaku usaha rumahan ikan asin dalam meningkatkan mutu penjualan ikan asin.
“Dengan adanya ini bisa membantu usaha-usaha kecil menengah, bagaimana cara pemasarannya, pembukuannya, cara pengemasan. Di sini kan kebanyakan memang usaha kecil, usaha rumahan, dengan adanya belajar cara pengamasan otomatis ada peningkatan mutu,” ujar Juhaaidah. (jkr-1)
Discussion about this post