KUDUS – Sudah 8 hari Kontingen Kalimantan Utara (Kaltara) berlaga di Pekan Olahraga Nasional Bela Diri 2025,Kudus, Jawa Tengah sejak berangkat pada 10 Oktober.
Satuan Tugas (Satgas) yang dibentuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltara untuk mengurus kontingen, juga telah bekerja maksimal untuk melayani atlet dan official.
Ketua Satgas Kontingen Kaltara, Wiyono Adie menegaskan sampai saat ini pihaknya belum menerima keluhan dari atlet terkait pelayanan.
Ia memastikan pihaknya telah berupaya melayani atlet meski dengan keterbatasan. Tetutama akomodasi. Sebab hotel yang direkomendasikan PB PON, tidak mampu menampung seluruh kontingen dari luar daerah.
“Terkait dengan penyelenggaraan pengorganisasian, secara utuh baik regulasi maupun tantangan kegiatan dalam bentuk timeline dan sebagainya sampai pada hari ini belum menemukan masalah-masalah yang krusial,” ujar Wiyono Adie kepada awak media usai rapat.
“Artinya bahwa jadwal yang kita lakukan berjalan dengan baik. Baik itu keberangkatan, penerimaan atlet dari Semarang sampai Kudus. Persoalan yang paling mendasar adalah bahwa keterbatasan dari fasilitas akomodasi. Dari 7 hotel yang direkomendasikan oleh PB PON, ternyata tidak bisa menampung keseluruhan kontingen dari luar daerah,” sambung Wiyono Adie ditemui usai rapat evaluasi.
Sebagai gambaran, lanjut Wiyono Adie, berdasarkan hasil CdM meeting, jumlah peserta baik atlet, official maupun pelatih dari seluruh kontingen mencapai 4 ribuan orang.
Bisa dibayangkan dengan 7 hotel yang direkomendasikan PB PON, tidak mampu menampung seluruh peserta.
Namun demikian, Satgas Kontingen Kaltara langsung bergerak cepat mengatasi persoalan tersebut dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terukur.
Menurut Wiyono Adie, selama kamar yang ditempati masih dinilai memenuhi prasyarat sebagai sebuah kelengkapan atlet untuk mengikuti event maka pihaknya langsung mengakomodir kamar tersebut untuk akomodasi atlet.
Demikian juga dalam memenuhi konsumsi atlet. Di mana Wiyono Adie mengakui sebenarnya sulit mencari catering di Kudus. Namun pihaknya tidak menyerah karena konsumsi merupakan bagian penting untuk memenuhi kebutuhan atlet. Setelah mencari, akhirnya ditemukan catering yang bisa memenuhi kebutuhan konsumsi atlet.
Dalam hal kesehatan pihaknya juga rutin mengecek kondisi kesehatan atlet sebelum bertanding.
“Yang sering kita lakukan bahwa atlet ketika akan diturunkan dalam sebuah pertandingan wajib diketahui status kesehatannya secara keseluruhan. Apalagi ini olahraga beladiri yang kontak fisik. Karena itu tim kesehatan tiap malam selalu melakukan pemeriksaan sebelum atlet itu turun. Artinya kita mengecek keberadaan kesehatannya Apakah layak atau tidak untuk dipertandingkan karena kita tidak mau menanggung resiko terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Wiyono Adie.
Dalam hal persyaratan atlet untuk bertanding, Wiyono Adie mengaku pihaknya telah berupaya memenuhi. Misalnya persyaratan terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan.
“BPJS TK itu sudah kita selesaikan secara onside. Karena ketentuannya adalah tanggal 10. Jadi sudah selesaikan dan sudah dibayar oleh panitia dalam hal ini satgas,” tegas Wiyono. (jkr)
Jelang Natal dan Tahun Baru, Cabai Rawit Kembali Tembus Rp100 Ribu Perkilogram
TARAKAN - Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga sejumlah kebutuhan pokok di Tarakan kembali naik.Berdasarkan pantauan di Pasar Gusher pada...
Read moreDetails



















Discussion about this post