TARAKAN – Wali Kota Tarakan, dr. Khairul, M.Kes meninjau pabrik bubur kertas yang dioperasikan PT Phoenix Resources Internasional (PT PRI) di Kelurahan Juata Permai, Kecamatan Tarakan Utara, Selasa (30/9/2025).
Didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Kepala BPS Tarakan, para asisten dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan, rombongan disambut Manager SSL, Oemar Kadir bersama Staf Humas PT PRI.
Dalam kunjungannya, Khairul melihat satu-persatu. Mulai bagian produksi, bahan baku hingga pengelolaan limbah perusahaan.
Kepada awak media Khairul menyampaikan bahwa kunjungan tersebut selain melihat langsung pabrik bubuk kertas untuk pertama kali sejak dibangun, juga menindaklanjuti persoalan yang muncul belakangan ini.
Di antaranya limbah pabrik yang dinilai masyarakat mencemari laut. Namun berdasarkan keterangan manajemen PT PRI bahwa perusahaan telah melakukan perbaikan.
Hasilnya telah memenuhi baku mutu lingkungan, dibandingkan uji laboratorium pada Maret 2025 lalu.
“Penjelasan manajemen tadi yang kita dapatkan bahwa di awal commissioning perusahaan ini berproduksi memang limbah buangannya itu ada yang tidak memenuhi baku mutu lingkungan. Tapi pada bulan-bulan berikutnya setelah dilakukan perbaikan sampai yang terakhir di bulan Agustus karena tiap bulan diambil sampel limbahnya itu, sudah bagus,” ujar Khairul.
“Waktu September kemarin bersama-sama disaksikan juga oleh wartawan dan diambil bersama Dinas Lingkungan Hidup on spot, itu hasilnya kan bagus hasil baku mutunya. Ada juga yang tidak bisa on spot, harus diperiksa dan harus menunggu hasil dari Sucofindo tapi. secara keseluruhan sampai saat ini menurut dari hasil laboratoroum itu sudah diperbaiki sudah cukup bagus setelah di bulan Maret itu,” sambung Khairul.
Meski demikian Khairul juga tetap menunggu hasil uji laboratorium Sucofindo untuk memastikan hasil uji laboratorium terbaru, apakah masih baku mutu lingkungan atau sebaliknya.
Sementara itu, adanya keluhan warga terkait tergenangnya kebun masyarakat di sekitar pabrik bubur kertas, Khairul menilai karena persoalan drainase yang kurang bagus. Di mana pembuangannya mengarah ke laut. Sehingga apabila kondisi air pasang bersamaan dengan turun hujan dengan durasi lama, berpotensi meluap hingga ke lahan perkebunan warga.
“Kami lihat ini persoalan drainase. Karena saya lihat drainasenya buangannya ke laut,” ujar Khairul.
“Saya lihat pada posisi air pasang bagaimana supaya air ini tidak meluap, ada juga misalnya yang tadi disampaikan kalau misalnya musim hujan karena ada bedeng-bedeng yang dibikin kemarin, kadang-kadang juga memperlambat proses penyaluran air sehingga menyebabkan genangan yang lebih lama,” sambung Khairul.
Khairul mengaku telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) untuk membantu secara teknis dengan merancang opsi yang bisa dilakukan.
Hasilnya dikonsultasikan kepada perusahaan sehingga dapat melakukan langkah-langkah untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Menurut Khairul air yang tertampung dalam drainase tersebut murni air hujan bercampur air laut. Tidak ada kaitannya dengan air buangan pabrik bubur kertas PT PRI.
Meski demikian ia menegaskan bahwa Pemkot Tarakan tetap berupaya membantu masyarakat menyelesaikan persoalan tersebut.
Terkait produksi, Khairul menyampaikan bahwa volume produksi masih di bawah 50%. Ini disebabkan PT PRI masih melakukan peenyesuaian mesin seiring baru beroperasi beberapa bulan.
“Memang sampai saat ini produksi dari PRI belum optimal. Karena memang masih pengaturan mesin-mesin. Sehingga connecting dan lain-lain belum begitu bagus. Produksinya masih di bawah 50%,” ujar Khairul.
Namun Khairul berharap perusahaan dapat meningkatkan produksinya secara maksimal di tahun ini.
Yang tidak kalah pentingnya adalah persoalan tenaga kerja. Khairul mengakui perusahaan memang lebih banyak menggunakan tenaga mesin dan mengurangi tenaga manusia.
Saat ini diperkirakan hanya tersisa seribuan lebih tenaga kerja dibandingkan ketika baru membangun yang menggunakan 8 ribuan tenaga kerja.
Mesti demikian, menurut Khairul pihak perusahaan juga masih ada mempekerjakan tenaga lokal Tarakan yang dikontrak melalui vendor lokal, menyesuaikan dengan kemampuan atau skill yang dibutuhkan. (jkr)
Discussion about this post