TARAKAN – Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Bulungan memastikan bahwa pembinaan atlet terus berjalan secara continue.
Ini dibuktikan dengan suksesnya kontingen Bulungan kembali meraih juara umum pada Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Atletik Kaltara yang berlangsung 25 – 27 Juli 2025 di Stadion Andi Tjatjok, Tanjung Selor Bulungan.
Di kelompok senior, Kontingen Bulungan meraih 15 emas, 11 perak dan 9 perunggu, meninggalkan jauh daerah lainnya.
Kabupaten Tanah Tidung (KTT) berada di peringkat kedua dengan 4 emas, 6 perak dan 5 perunggu. Sedangkan Tarakan urutan ketiga dengan 4 emas, 2 perak dan 4 perunggu.
Selain itu, kontingen Bulungan juga merajai kelompok junior dengan perolehan 10 emas, 4 perak dan 9 perunggu. Disusul KTT dengan 6 emas, 3 perak dan 3 perunggu. Di peringkat ketiga ada Malinau dengan 5 emas, 3 perak dan 3 perunggu.
Hasil ini disyukuri Ketua PASI Bulungan, Andi Imam Akbar. Tidak hanya karena menjadi juara umum, tapi sukses mempertahankannya. Di mana tahun lalu juga menjadi yang terbaik di kejurprov atletik Kaltara.
“Alhamdulillah kami kembali juara umum, total raihan 58 medali. Makanya ini juga salah satu usaha kami untuk mempertahankan kembali tahun depan,” ujar Andi Imam Akbar, Minggu (10/8/2025).
Hasil itu menempatkan Bulungan mendominasi tim atletik Kaltara yang diproyeksikan mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) yang dijadwalkan 29 Agustus – 4 September.
Andi Imam mendapat informasi ada 17 atlet Bulungan yang masuk daftar mengikuti kejurnas. Pihaknya kini menunggu kepastian anggaran untuk berangkat.
Terlepas hal itu, Andi Imam menilai hasil ini juga menjadi bukti berjalannya pembinaan atlet secara continue. Hanya saja ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan dapat membenahi fasilitas yang ada untuk menunjang prestasi altet.
Misalnya terhadap lintasan atletik yang ada di Stadion Andi Tjatjok yang masih terbuat dari semen. Kondisi ini bisa mengakibatkan cedera pada atlet.
Karena itu, Andi berharap lintasan stadion bisa dibenahi menjadi grapel atau tartan agar untuk menunjang prestasi atlet.
“Kami kurangnya sarana prasarana. Stadion itu tidak memenuhi standar karena semen. Kalau seperti di Tarakan, grapel itu sebenarnya sudah lumayan untuk menunjang prestasi anak-anak. Dengan seadanya saja masih bisa berbuat. Apalagi kalau misalnya sarana prasarananya itu menunjang, otomatis mereka bisa berkelanjutan,” tutur Andi. (jkr)



















Discussion about this post