TARAKAN – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) menutup perekonomiannya di akhir tahun 2024 dengan cukup baik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Kaltara pada triwulan IV tumbuh 4,66 persen. Pertumbuhan ini lebih baik dari triwulan III.
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Hasiando Ginsar Manik.
“Perekonomian Kalimantan Utara di triwulan IV itu tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2024. Sementara di triwulan III itu 4,29 persen,” ujar Hasiando Ginsa Manik dalam Pertemuan Media dan Wartawan se-Kaltara di ruang Serbaguna Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Tarakan, Jumat (7/2/2025).
Dibeberkan lebih lanjut, pertumbuhan ini utamanya disumbangkan oleh sektor konstruksi dengan andil 2,02 persen, disusul perdagangan, 1,09 persen, industri pengolahan 0,43 persen, pertambangan 0,23 persen, akmamin 0,22 persen, transportasi 0,15 persen dan pertanian -0,36 persen.
Besarnya andil sektor konstruksi ini, menurut Ando -sapaan akrabnya- tidak lepas dari pembangunan sejumlah proyek stategis nasional di kawasan industri hijau Indonesia di Tanah Kuning dan Mangkupadi, Kabupaten Bulungan.
Selain itu, pembangunan pabrik bubur kertas di Tarakan oleh PT Phoenix Resources Internasional (PRI), juga turut mempengaruhi.
“Kalau kita lihat lebih spesifik untuk konstruksi ini, tentu di triwulan IV itu percepatan pembangunan PSN dan juga proyek swasta di provinsi kita. Sebagaimana kita ketahui kita punya kawasan industri hijau, kemudian pabrik kerta Phoenix Resources, di mana pengembangan kawasan industri hijau Indonesia ini bisa menyerap 9 ribu pekerja hingga akhir 2024,” beber Ando.
Khusus pembangunan proyek strategis nasional di kawasan industri hijau Tanah Kuning dan Mangkupadi, Ando menilai progresnya sangat baik. Hal itu berdasarkan hasil kunjungannya pada akhir ahun lalu.
Menurut Ando, di kawasan itu sudah terlihat berbagai pembangunan. Baik sarana dan prasarana, termasuk juga pembangunan pabrik. Informasi yang ia peroleh, kegiatan produksi akan dimulai pada awal 2026 secara bertahap.
“Kita sangat senang bahwa industri itu berkembang cukup baik. Sehingga harapannya di tahun 2026 itu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kaltara setelah beroperasi secara penuh. Apalagi kalau tenan lainnya masuk di sana,” ungkap Ando.
Sementara dari sektor perdagangan, Ando menilai dipengaruhi aktifitas Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Hal ini tercermin indeks konsumen yang terus meningkat hingga akhir tahun lalu.
Sedangkan untuk industri pengolahan, utamanya didorong oleh industri pengolahan kayu dan gergajian serta mulai beroperasinya pabrik bubur kertas PT. PRI.
Sementara dari sisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memberi andil paling besar mencapai 1,57 persen.
Sebenarnya sektor ekspor juga memberi andil cukup besar mencapai 3,66 persen. Namun impor Kaltara juga cukup besar mencapai -2,41 persen. Sehingga net ekspor Kaltara hanya 1,25 persen. Disusul sektor konsumsi rumah tangga 0,92 persen, konsumsi pemerintah 0,87 persen dan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumahtangga (LNPRT) 0,05 persen.
Ia menambahkan, secara akumulasi perekonomian Kaltara di tahun 2024 tumbuh 4,57 persen.
Salah satu penahannya, menurut Ando dipengaruhi perlambatan ekspor utama batubara seiring dengan kurang kompetitifnya harga batubara Kaltara yang diekspor ke India jika dibandingkan dengan harga batubara Afrika Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Kaltara di tahun 2024 ini dinilai masih lambat dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 4,94 pesen.
Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi TPID Kaltara maupun kabupaten dan kota untuk mengupayakan pertumbahan ekonomi di 2025 dan 2026 lebih tinggi. (jkr)
Discussion about this post