TARAKAN – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan mengumumkan menutup lagi untuk sementara waktu pelayanan kesehatan di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) itu.
Kebijakan itu dimulai sejak Selasa (5/1/2021) hingga Minggu (10/1/2021), meliputi pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD), instalasi rawat jalan (poliklinik), instalasi rehab medik (fisioterapi) dan instalasi bedah central elektif. Hanya Unit Gawat Darurat (UGD) yang tetap buka.
Langkah itu diambil karena karyawan RSUD Tarakan kembali terpapar Corona Virus Disease (Covid-19). Bahkan, jumlahnya pada Selasa (5/1/2021) sudah mencapai 157 orang yang positif.
Demi menjaga agar rumah sakit tidak menjadi sumber penularan Covid-19, manajemen RSUD Tarakan menutup lagi pelayanan kesehatan untuk sementara waktu.
“Suatu kesyukuruan bahwa saya sudah mulai tutup hari ini. Karena bayangkan kalau kami masih melayani hari ini, kasihan masyarakat, berisiko malah dia yang dapat penyakit dari rumah sakit. Itu yang kita menghindari,” ujar Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp.PD, kepada awak media, Selasa (5/1/2021).
Data yang diperolehnya, sebanyak 58 tenaga farmasi terpapar Covid-19, dokter spesialis 6 orang, dokter umum 5 orang, perawat dan bidan diperkirakan mencapai 50an orang serta staf sekitar 20an orang, termasuk satpam dan petugas laundry.
Khusus petugas farmasi, dr. Hasbi –sapaan akrabnya- membeberkan, 90 persen dari 60 petugas farmasi, terpapar Covid-19. Untuk menyiasati pelayanan kefarmasian guna melayani pasien di internal RSUD Tarakan, pihaknya memperbantukan bagian umum untuk mendistribusikan obat.
Karena alasan itupula pihaknya menutup pelayanan termasuk farmasi. Pasalnya jika dibuka rawat jalan, otomatis pengambilan obat di instalasi farmasi akan terhambat karena tidak ada petugas yang melayani.
Terhadap karyawan yang terkonfirmasi Covid-19 tanpa bergejala, Muhammad Hasbi Hasyim mengaku sudah merumahkan mereka atau melakukan isolasi mandiri di rumah. Sedangkan yang bergejala di rawat di rumah sakit, jumlahnya ada 7 orang.
Pihaknya masih melakukan tracing kasus di internal RSUD Tarakan terhadap mereka yang kontak erat dengan karyawan konfirmasi Covid-19. Sehingga, Hasbi menilai, kemungkinan jumlah karyawannya yang terpapar masih bisa bertambah.
Hasbi juga membenarkan ada karyawan terpapar lagi setelah sebelumnya pernah terpapar. Hal itu memungkinkan terjadi karena hasil penelitian belum ada membuktikan orang yang pernah terpapar Covid-19, mendapatkan kekebalan tubuh selamanya.
“Beda dengan cacar air misalnya. Cacar air itu kan virus juga. Kalau pernah terpapar biasanya tidak akan terpapar lagi. Tapi kalau Covid ini sampai sekarang belum ada bukti. Jadi kemungkinan infeksi ulang itu tetap ada kalau terkontaminasi kembali,” bebernya.
Pihaknya saat ini hanya melayani masyarakat yang harus mendapatkan tindakan darurat. Sementara masyarakat yang hanya merasakan sakit ringan disarankan Muhammad Hasbi Hasyim untuk mendatangi fasilitas kesehatan lainnya. (adv/jkr-1)
Discussion about this post