TARAKAN – Perusahaan Umum (Perumda) Tarakan Energi Mandiri melebarkan bisnisnya di bidang gas alam.
Perusahaan plat merah milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan tersebut menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) bersama PT. Bunyu Tapa Energi untuk meningkatkan penyediaan gas di Kota Tarakan.
Penandatanganan nota kesepahaman itu disaksikan juga Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul M.Kes pada Jumat (12/5/2023) di ruang rapat Wali Kota Tarakan.
Kerjasama ini merupakan langkah strategis dalam memastikan ketersediaan pasokan gas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat Tarakan.
Sebagai proyek awal, lewat kerja sama itu, Perumda Tarakan Energi Mandiri akan menjual gas kepada PT Phoenix Resources Internasional (PT PRI) untuk kebutuhan operasional pabrik pulp.
PT PRI membutuhkan gas cukup besar, mencapai 12 MMSCF perhari. Kebutuhan itu akan dipenuhi Perumda Tarakan Energi Mandiri dengan membangun pipa sepanjang 30 kilometer mulai dari Pantai Amal ke pabrik pulp.
Gas sendiri diambil dari lapangan Bunyu Tapa di Pulau Bunyu yang dikelola Pertamina. Untuk menyalurkan dari lapangan Bunyu ke Pantai Amal, dimanfaatkan pipa eksisting sepanjang 18 kilometer milik Pertamina.
“Kami memohon seluruh instansi yang terkait untuk membantu dalam kelancaran bisnis ini. Progres bisnis ini akan beroperasi diharapkan pada Q1 (quartal I) tahun 2024,” demikian keterangan Perumda Tarakan Energi Mandiri yang diterima jendelakaltara.co.
Perumda Tarakan Energi Mandiri meyakini bahwa lapangan Bunyu Tapa punya potensi gas cukup besar karena murni menghasilkan gas dengan produksi 30 MMFCFD perhari. Berbeda dengan lapangan Bunyu Nibung yang menghasilkan minyak bercampur gas.
Informasi yang diperoleh Perumda Tarakan Energi Mandiri, sebelum terjalin kerja sama ini, Lapangan Bunyu Tapa dimanfaatkan untuk memenuhi kilang methanol Bunyu. Dengan pembeli baru dari Perumda Tarakan Energi Mandiri, lapangan Bunyu Tapa dikembangkan dan telah ditandatangani kontrak hingga 10 tahun dan dapat diperpanjang.
Untuk membangun jalur pipa dari Pantai Amal ke pabrik pulb, dibutuhkan investasi hingga Rp 150 miliar dengan kurs USD 1, Rp 15 ribu. Diharapkan sudah bisa beroperasi pada quartel pertama tahun 2024.
Ditegaskan juga bahwa proyek ini mendapatkan dukungan penuh dari Wali Kota Tarakan selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM). Dengan dukungan kepala daerah, diyakini proses pembangunannya akan dibantu dengan stakeholder terkait. (jkr)
Discussion about this post