TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengapresiasi sinergitas semua pihak dalam menjaga terkendalinya inflasi di Bumi Benuanta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diterima KPwBI Provinsi Kaltara, inflasi pada Maret 2023 sebesar 0,26 (mtm) dan 4,17 persen (yoy) yang merupakan terendah di Kalimantan. Tertinggi dicapai Kalimantan Selatan dengan 6,56 Persen.
Sedangkan inflasi di dua kota yakni Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing berada di peringkat ke-1 dan ke-7 terendah di Kalimantan secara tahun ke tahun.
Inflasi Tarakan sendiri pada Maret mencapai 0,27 (mtm) dan 3,85 (yoy). Sedangkan Tanjung Selor sebesar 0,20 (mtm) dan 5,39 (yoy).
Capaian ini diapresiasi Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltara, Wahyu Indra Sukma sebagai hasil sinergitas semua pihak yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Tentunya ini kerja sinergi, kerja bareng, kerja kolaborasi pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, instansi vertikal, termasuk kami, Bank Indonesia, Bulog dan sebagainya yang tidak henti-hentinya mengumandangkan kalau jargon kita yang baru 4K, ada keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif,” ujar Wahyu Indra Sukma kepada awak media, Senin (3/4/2023).
Menurutnya, pengendalian inflasi dianggap penting karena menjadi tolak ukur tingkat kesejahteraan di suatu daerah. Inflasi juga sering menjadi tolak ukur pengusaha dalam melirik investasi di suatu daerah. Sehingga inflasi perlu dijaga kestabilannya.
Pihaknya kini terus berupaya menjaga kestabilan inflasi, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah. Sudah menjadi siklus tahunan di momentum hari besar umat Islam itu, di mana permintaan yang tinggi selalu berdampak pada gejolak harga.
Di antara upaya yang dilakukan adalah dengan menggencarkan Gerakan Nasional Pengendalian Pangan (PNPIP).
“Kita ingin menjaga biar inflasi itu ada di kisarakan proyeksinya Bank Indonesia, 3 plus minus 1 persen,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga akan rutin menggelar pasar murah bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan kota, inspeksi mendadak (sidak) pasar, inisiasi kerja sama antardaerah dan yang tidak kalah pentingnya sosialisasi belanja bijak.
“Belanja bijak perlu, belanja seperlunya saja, kalau butuh 2 liter ya belinya 2 liter, jangan berlebihan. Kalau semua beli berlebihan, stoknya terbatas akhirnya harga naik lagi,” imbaunya.
Apresiasi juga disampaikan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara, Bambang Irwanto atas sinergitas TPID se-Kaltara sehingga inflasi terjaga.
“Alhamdulillah, inflasi kita gabungan di Kaltara relatif bagus kalau dibandingkan dengan historis sepanjang menuju ke lebaran atau selama puasa biasanya tinggi sekali. Tapi ini realisasinya di bawah 0,5 persen,” tuturnya.
“Kami bilang ini merupakan suatu capaian yang baik. Semua langkah yang dilakukan oleh teman-teman TPID se-Kaltara, termasuk Tarakan, memberikan dampak yang bagus terhadap inflasi,” lanjut Bambang.
Capaian ini juga ditopang mulai membaiknya ekonomi global, Harga minyak dunia misalnya, terus mengalami penurunan sehingga berdampak pada inflasi dunia yang menunjukkan penurunan.
Menurutnya, dua kota yang sudah masuk dalam metode pencacahan inflasi di Kaltara, yakni Tarakan dan Tanjung Selor, menunjukkan inflasi yang relatif baik, meskipun untuk Tarakan sendiri mengalami sedikit kenaikan. Sedangkan Tanjung Selor justru menurun tekanannya.
Penyumbang inflasi masih sama, yakni tarif angkutan udara menjadi penyumbang utama inflasi.
“Tarif angkutan khususnya angkutan udara semakin naik dan memberikan tekanan yang cukup signifikan di bulan Maret ini,” tuturnya.
Yang juga perlu diwaspadai adalah cabai rawit dan cabai lainnya yang masih menunjukkan tekanan inflasi yang mencapai hampir di bawah 0,2 persen. Namun ia berharap, panen cabai rawit yang diproyeksikan pada April, diharapkan bisa menahan laju tekanan cabai rawit.
Di luar itu, beberapa komoditas pangan relatif bagus. Seperti sawi hijau, bayam, kacang panjang, tomat, terus menunjukkan penurunan tekanan inflasi.
Sementara itu, dalam pemantauan inflasi ke depan, Nunukan akan masuk dalam kota-kota yang akan dipantau tingkat inflasinya. “Nunukan menjadi satu kota yang dicacah,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post