TARAKAN – Dua orang kader muda Partai Demokrat Kalimantan Utara (Kaltara) mengikuti pendidikan Akademi Demokrat Angkatan ke-2. Salah satunya Tipa Adiputra Yansen.
Kurang lebih dua pekan, putra Ketua DPD Partai Demokrat Kaltara Dr. Yansen TP, M.Si itu mengikuti pendidikan yang diselenggarakan Partai Demokrat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kader politik yang berkualitas.
Pengalaman berharga menjadi Taruna Akademi Demokrat Angkatan ke-2 diceritakan oleh Tipa Adiputra Yansen. Pria kelahiran Tarakan, 7 Februari 1994 itu dengan semangat mengenang masa-masa pendidikan yang tak terlupakan. Ia digembleng oleh pelatih profesional di Bogor, Jawa Barat.
Tipa -sapaan akrab- menganggap pengalaman sebagai Taruna Akademi Demokrat sangat menarik dan berkesan. Ia bahkan yakin, taruna lainnya juga punya kesan terhadap pendidikan yang digagas oleh Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.
“Karena pertama-tama ini merupakan sebuah kesempatan atau pengalaman sekali seumur hidup, apalagi mungkin bagi teman-teman yang pernah ingin menjadi bagian dari tentara seperti sedikit bisa merasakan melalui kegiatan Akademi Demokrat ini,” ungkap Tipa, Senin (19/9) malalui aplikasi pesan singkat.
Pengalaman yang paling berkesan, sebutnya, saat pertama kali sampai di lokasi penggemblengan. Dirinya sempat berpikir bahwa pendidikan akan dilaksanakan semi militer, karena mendengar dan membaca dari berita-berita tentang Akademi Demokrat yang dilaksanakan sebelumnya.
Ekspektasinya luar biasa ketika sampai di lokasi, ia sempat berpikir bahwa tempat pendidikan seperti resort atau vila yang fasilitasnya ada segala macam. Tapi pikiran itu sirna karena yang terlihat adalah tenda atau kemah seperti tempat tidur para tentara yang sedang bertugas.
Namun, Tipa mengaku tak masalah dengan tidur di alam terbuka dengan tenda. Sebab ia sudah terbiasa tidur di hutan Kalimantan dengan menggunakan tenda. Namun ia tidak menyangka saja ternyata pendidikannya bertempat seperti itu.
“Tempatnya itu tenda-tenda tentara dan tempat tidur tentara. Mengikuti segala aktivitas yang mungkin tidak setiap hari dialami bagi semua peserta Akademi Demokrat. Terutama apalagi yang mungkin tidak terbiasa bangun tidur pagi, harus dituntut bangun pagi, ikut kegiatan sampai subuh tanpa putus-putus, bangun subuh lagi mulai dengan olahraga, makan pagi yang harus baris berbaris, kita diatur per peleton setiap perpindahan ke tenda, ke toilet, ke aula, ke lapangan kita berlatih, semuanya harus dalam posisi baris-berbaris,” kisahnya sambil mengingat kebersamaan dengan para taruna yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Ketika baris-berbaris, lanjutnya, wajib dilakukan sambil bernyanyi dan yel-yel. Taruna diajarkan juga untuk memiliki tata krama seperti apa yang dilakukan tentara. Setiap bertemu dengan senior berhenti dengan mengatakan siap pak, izin pak dan hormat. Mau masuk barisan juga harus seperti itu bicaranya dan dengan sikap tegap. Segala macam manner-manner dalam ketentaraan juga dilakukan.
Pengalaman yang juga dirinya dan taruna lain adalah kewajiban bangun pagi. Sebab, taruna yang datang dari berbagai tempat tentu ada yang tidak terbiasa bangun pagi dan hidup masih sesuka hati. Namun di Akademi Demokrat dituntut untuk disiplin dalam mengatur waktu sebaik mungkin. Walaupun dalam lelah dan tetap harus mengikuti segala kegiatan.
Selain itu, juga dituntut untuk berolahraga. Juga harus menyesuaikan dengan kegiatan yang panjang selama seharian, disuruh push-up, berjemur, berguling-guling, merayap di tanah dengan perut atau bagian belakang badan.Itu adalah bentuk pelatihan dan juga hukuman bagi taruna yang tidak melakukan tata krama yang benar seperti disuruh tegap tapi tidak tegap, disuruh diam tidak diam, termasuk berbicara ketika tidak seharusnya, lambat datang menghadiri sesuai perintah, tidak bisa menghabiskan makanan dan melanggar peraturan lainnya.
“Ya bisa dibilang ini semi militer. Yang saya perhatikan juga tujuannya memang untuk membangun sikap disiplin, sikap berjuang, sikap penyesuaian diri dan juga jiwa korsa membangun hubungan intim antara anggota-anggota peleton,” tutur Tipa.
Pendidikan disiplin yang tinggi di Akademi Demokrat, sebut anak pertama dari empat bersaudara ini, sesuai seperti visi dan misi Ketum AHY yaitu menciptakan SDM yang unggul dan militan. Tujuannya juga untuk nanti memenangkan pemilihan bagi Partai Demokrat dan secara garis luas juga untuk mengabdi ke masyarakat nantinya. Layaknya seperti tentara, taruna dengan moral-moral tentara. Harus berjuang, memiliki jiwa korsa, adaptif dan bekerja keras.
Hari pertama, kisah pemuda yang hobi olahraga ini, taruna diberikan orientasi atau diperkenalkan tentang Akademi Demokrat, kemudian diajarkan yel-yel, tata krama baris-berbaris. Dijelaskan juga bahwa akan tinggal di tenda, termasuk barang apa saja yang digunakan dan sebagainya. Termasuk makan harus seperti ini dan menyapa seperti itu.
Hari kedua, taruna mulai memasuki psikotes dan tes kesehatan. Saat tes kesehatan, tekanan darahnya tinggi, dan disuruh istirahat sebentar. Kemudian saat ditanya apakah sudah sehat, dengan semangat ingin belajar ia mengaku sehat.
“Bukan akademinya tidak memberikan toleransi, cuman ketika mereka bertanya apakah kamu sudah sehat? Siap sudah. Bisa mengikuti kegiatan? Siap. Bisa. Lalu disuruh ikut. Padahal dokter bilang jangan capek dulu, tapi itulah bentuk dorongan untuk melatih diri,” akunya.
Salah seorang pelatih mengatakan push your limits, dorong melalui batasan mu. Karena itulah membuktikan seorang Tipa bisa mengikuti kegiatan sampai selesai dan ia sangat bersyukur.
“Jujur juga sempat hampir mau berhenti dan keluar dari kegiatan Akademi. Cuman bertemu dengan senior sebelum saya pulang di posisi saya sudah beli tiket pesawat dan sudah memesan taksi kembali ke Jakarta. Dinasihatilah (oleh senior) untuk tetap tinggal karena ya rugi katanya kalau kamu sudah berhenti dan tidak mengikuti lagi,” kisahnya hampir meninggalkan pendidikan Akademi Demokrat.
Pesan dan nasihat senior membuatnya bertahan, apalagi Akademi Demokrat memang benar-benar hasil buah pikiran Ketum AHY dan harapannya sangat besar sekali bagi Taruna Akademi Demokrat untuk menjadi kader-kader regenerasi Partai Demokrat ke depannya.
“Saya bangga karena bisa menjadi bagian dari pengalaman dalam angkatan kedua ini, bangga sama teman-teman, sama senior, sama pelatih saya semuanya, sama partai saya dan saya berharap ke depannya Akademi Demokrat ini akan terus melahirkan angkatan-angkatan yang semakin berkualitas,” harapnya.
Anak dari ibu bernama Ping Yansen ini, juga sedikit menyesal karena dalam Akademi Demokrat Angkatan ke-2 ini dari Kaltara hanya bisa diwakili oleh dua orang.
Berikutnya, ia akan berkomunikasi dan koordinasi dengan Ketua DPD serta Ketua DPC se-Kaltara untuk mengirimkan perwakilan lebih banyak lagi.
Pria berdarah Dayak Lundayeh dari sang ayah dan Dayak Kayan dari sang ibu ini berharap angkatan ketiga nanti dari Kaltara bisa lebih banyak karena bisa menghasilkan SDM yang baik,berkualitas dan unggul.
Hasil ini tidak hanya bagi Partai Demokrat, tapi juga bagi Kaltara dan setiap kabupaten/kotanya. Karena dirinya yakin tidak hanya berguna bagi partai, tetapi juga bagi daerahnya ataupun di mana tempat-tempat mereka bernaung.
“Pada dasarnya dan intinya pengalaman ini sangat berharga dan bersyukur bisa mengikutinya dan harapannya kemarin sih bisa lebih lama lagi kegiatannya. Karena dua minggu setelah selesai rasanya sangat sebentar, sangat singkat, padahal waktu hari-hari pertama rasanya lama banget satu minggu di mana tidur di tenda dan kotor-kotoran segala macam,” ungkapnya kangen suasana pendidikan walaupun baru beberapa hari selesai.
Dalam postingan akun media sosial resmi milik AHY, Sabtu (10/9) lalu AHY memberikan arahan kepada para 147 Taruna Akademi Demokrat yang merupakan utusan dari berbagai Indonesia bertempat di Bogor, Jawa Barat.
Dijelaskan, Akademi Demokrat adalah wujud konkret Partai Demokrat dalam menyiapkan SDM menjadi kader politik yang berkualitas. Lulusan Akademi Demokrat ini menjadi mesin politik yang berisi anak-anak muda, calon politisi muda yang kredibel, berintegritas dan militan.
“Semoga Akademi Demokrat 2.0 ini menambah kekuatan baru, yang siap menyambut tahun politik Indonesia 2024 mendatang. Kepada para taruna, tanamkan, jaga dan perkuat spirit, semangat, komitmen dan dedikasi teman-teman semua. Saya yakin dengan kehadiran para taruna, Partai Demokrat akan semakin maju dan terus mengandaikan dirinya untuk perubahan dan perbaikan bangsa ke depan!” tulis AHY. (adv)
Discussion about this post