TARAKAN – Munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan Sapi di sejumlah daerah di Indonesia membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan tutut mewaspadai penularannya meskipun sejauh ini tidak menular ke manusia.
Dalam upaya pencegahan, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes mengharapkan daging yang akan dikonsumsi terlebihdulu dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sehingga terawasi kesehatan hewannya.
“Hendaknya daging ini yang dikonsumsi masyarakat itu sebenarnya melalui RPH resmi pemerintah karena pasti sudah diawasi. Jadi kalau lewat itu pasti dicek dulu oleh Dinas Peternakan apakah hewan ini sehat atau tidak sehat,” ujar Wali Kota kepada awak media, beberapa hari lalu.
Wali Kota juga mengimbau kepada masyarakat agar mengkonsumsi daging yang dipotong di RPH karena dijamin kesehatan hewannya.
“Sehingga memang imbauan kami kepada masyarakat konsumsilah daging yang dipotong melalui rumah potong hewan resmi dari pemerintah,” imbau Wali Kota.
Sepengetahuan Wali Kota Khairul, sapi beredar di Tarakan selain sapi lokal, juga berasal dari sejumlah daerah di Sulawesi seperti Gorontalo, Palu serta dari Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ada juga daging beku yang berasal dari India dan New Zealand. Namun, Wali Kota menilai daging tersebut sudah pasti melalui pemeriksaan dari Badan Karantina Pertanian. Sedangkan sapi dari Jawa, sepengetahuan Wali Kota, belum pernah didatangkan ke Tarakan.
Menjelang Hari Raya Iduladha, Wali Kota menilai secara otomatis instansi terkait akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap sapi yang akan masuk ke Tarakan. (jkr)
Discussion about this post