TARAKAN – Kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan yang terus mengalami penambahan kasus konfirmasi corona virus disease (Covid-19) terhadap pegawainya, membuat manajemen RSUD Tarakan terpaksa melakukan lockdown parsial.
Berdasarkan keterangan Direktur RSUD Tarakan dr. Muhammad Hasbi Hasyim Sp. PD, per 23 November 2020, jumlah pegawai RSUD Tarakan yang terkonfirmasi covid-19 mencapai 88 orang.
“Hari ini (Senin, 23/11/2020) tambahan 7 orang. Karena kemarin 81, hari ini laporan terakhir tadi siang (Senin, 23/11/2020), 88 semua total,” ujar Hasbi Hasyim kepada awak media, Senin (23/11/2020).
Jumlah tersebut, diperkirakan Hasbi Hasyim, 10 persenan dari total pegawai RSUD Tarakan berjumlah lebih dari 1.200 orang. Jumlah itu, menurut Hasbi Hasyim, memungkinkan bertambah karena pihaknya sudah mengambil swab sebanyak 325 pegawai.
Mereka yang terpapar adalah perawat maupun pegawai administrasi yang tersebar di beberapa layanan. Selain itu, diketahui juga 6 dokter spesialis terpapar. Pegawai yang bergejala mendapatkan perawatan di RSUD Tarakan. Sedangkan yang tidak bergejala diminta melakukan isolasi mandiri.
Dengan kondisi itu, Hasbi Hasyim memastikan pihaknya melakukan lockdown parsial. “Itu tadi lockdown parsial saja kita lakukan. Paling tidak jangan sampai rumah sakit ini malah menjadi sumber penyebaran di masyarakat,” ungkapnya.
Meski demikian, Hasbi Hasyim memastikan RSUD Tarakan tetap beroperasi untuk unit-unit tertentu. Misalnya persalinan macet dan harus dilakukan operasi caesar, tetap dilayani pihaknya.
Adapun masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan, Hasbi Hasyim mengimbau untuk pergi ke pelayanan kesehatan yang lain.
“Sistem rujukan dari BPJS kan ada, rata-rata kan kita punya masyarakat inikan sudah punya BPJS. Jadi artinya bisa di rumah sakit kota, Angkatan Laut sini bisa karena kan melayani BPJS. Termasuk di klinik Carsa,” imbaunya. (jkr-1)
Discussion about this post