TARAKAN – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Supa’ad Hadianto, mengungkapkan bahwa anggaran kesehatan dalam APBD Kaltara 2026 meningkat signifikan menjadi Rp26 miliar. Kenaikan ini ditujukan untuk memperluas akses layanan kesehatan, memperkuat fasilitas, serta meningkatkan kualitas pelayanan di seluruh wilayah provinsi.
Pembahasan kenaikan anggaran tersebut dilakukan dalam rapat paripurna DPRD beberapa waktu lalu. Komisi IV DPRD Kaltara, yang membidangi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, memegang peran kunci dalam merancang alokasi dana tersebut.
Supa’ad menjelaskan bahwa peningkatan anggaran mencakup berbagai program kesehatan, mulai dari pelayanan rumah sakit, posyandu, puskesmas, hingga kegiatan sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15 Tahun 2024 tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
“Dengan anggaran yang lebih besar, masyarakat akan lebih mudah mendapatkan layanan kesehatan, termasuk perawatan di rumah sakit dan fasilitas yang dibiayai pemerintah. Deteksi dini penyakit menular juga bisa lebih optimal karena fasilitas dan tenaga kesehatan diperkuat,” ujarnya.
Menurut Supa’ad, anggaran yang memadai merupakan penunjang utama efektivitas Perda tentang Penanggulangan Penyakit Menular. Sosialisasi Perda dan penguatan anggaran, kata dia, harus berjalan bersamaan agar masyarakat tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mendapatkan akses nyata terhadap layanan kesehatan.
“APBD yang diperkuat akan memastikan fasilitas kesehatan mampu menjangkau wilayah perbatasan dan daerah terpencil. Dengan begitu, edukasi, pencegahan, hingga penanganan penyakit menular bisa merata,” katanya.
Supa’ad juga menambahkan bahwa peningkatan anggaran turut mendukung program preventif seperti vaksinasi massal, penyuluhan hidup bersih dan sehat, serta peningkatan sarana dan prasarana kesehatan di tingkat kecamatan dan kelurahan.
Semua langkah ini, menurutnya, merupakan bagian dari strategi kolektif pemerintah, DPRD, dan masyarakat untuk menekan risiko penyebaran penyakit menular.
Ia berharap, dengan dukungan anggaran yang memadai, masyarakat semakin mudah memanfaatkan layanan kesehatan sekaligus memahami pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
“Ketika edukasi dan fasilitas berjalan bersamaan, upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit menular akan lebih efektif dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Kalimantan Utara,” pungkasnya.
















Discussion about this post