TARAKAN – Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan dilakukan dr. H. Khairul M.Kes dan Ibnu Saud saat memimpin Tarakan nanti.
Langkah ini dinilai salah satu strategi dalam menyikapi kebijakan pemerintah pusat yang melakukan efisiensi anggaran.
Hal itu disampaikan Khairul dalam sambutannya saat menghadiri Rapat Parpurna Pengumuman Penetapan Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan Masa Jabatn 2025-2030 di Gedung DPRD Tarakan, Sabtu malam (8/2/2025).
Menurutnya, masa-masa sulit sudah harus dihadapi di awal menjabat nanti. Di mana pemerintah pusat menerapkan kebijakan efisiensi anggaran yang berimbas pada transfer dana ke daerah.
Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Alokasi Umum (DAU) hingga insentif daerah diperkirakan mengalami penurunan.
Dengan kebijakan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan harus mengoptimalkan PAD melalui sumber-sumbernya.
“Kalau bapak ibu mencermati perkembangan nasional ini, pengumuman bapak presiden kita akan menghadapi masa-masa sulit. Mudah-mudahan sih tidak terus-menerus,” ujar Khairul.
“Saya kira di tahun pertama ini dukungan dari pusat semakin kecil dan kita betul-betul harus berdiri di atas kaki sendiri mengandalkan Pendapatan Asli Daerah dan mungkin harus mengoptimalkan semua pendapatan yang bertumpu pada sumber dari daerah,” lanjut Khairul.
Karena itu, mantan Sekretaris Daerah Tarakan mengharapkan dukungan dan sinergitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tarakan untuk mendukung kebijakan Pemkot Tarakan dalam mengoptimalkan PAD.
Hal ini juga yang ia lakukan bersama anggota DPRD Tarakan periode 2019-2024 sehingga mampu mengoptimalkan PAD dari awal menjabat hanya sekira Rp 53 miliar menjadi Rp 176 miliar di akhir menjabat.
“Saya yakin kalau kita semua bekerjasama, bahu-membahu mendorong peningkatan pendapatan asli daerah mudah-mudahan ini bisa kita lewati,” harap Khairul.
Meski demikian, Khairul mengupayakan agar kebijakan optimalisasi PAD nanti tidak akan menyengsarakan rakyat.
“Ke depan ini mudah-mudahan bisa menggenjot sumber-sumber pendapatan asli daerah tetapi tidak menyengsarakan masyarakat. Oleh karena itu perlu kecerdasan, strategi bagaimana meningkatkan pendapatan asli daerah tetapi tidak menyiksa rakyat,” tutur Khairul. (Rajab)
Discussion about this post