IDI RAYEUK – Keputusan kontroversial wasit mewarnai laga antara tim beregu putra Kalimantan Utara (Kaltara) versus Sulawesi Tengah (Sulteng) pada babak 6 besar cabang sepak takraw Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Dalam pertandingan yang berlangsung di GOR Idi Sport Centre (ISC), Aceh Timur, Selasa (17/9/2024), Kaltara awalnya berhasil lolos dari babak penyisihan grup.
Persoalan muncul saat bertanding melawan Sulteng di babak 6 besar. Menurut Pelatih Kaltara, Kurnadi, awalnya berjalan lancar. Keputusan kontroversial wasit mulai terlihat ketika Kaltara unggul 14-12 di set pertama.
Saat serve dilakukan lawan, bola diambil pemain Kaltara dengan sempurna. Namun oleh wasit dianggap foul karena menyentuh tangan. Padahal dari rekaman video, ia mengklaim tidak kena.
Pemain Kaltara protes, namun wasit tetap pada keputusannya yang memberi poin Sulteng.
“Hampir menang set pertama, tersisa satu poin. Pada saat Sulteng serve, kena tangan Kaltara, padahal tidak. Awalnya dari itu,” ujar Kurnadi.
Kaltara akhirnya menerima keputusan dan pertandingan berlanjut hingga Sulteng menyamakan kedudukan 14-14.
Persoalan kembali muncul pada poin itu. Di mana smash Kaltara yang menyeberang ke daerah permainan lawan, dianggap tidak masuk oleh wasit. Padahal, dari pandangan, bola justru masuk.
“Sulteng yang serve, dismash Kaltara. Bola itu masuk dianggap keluar sama wasit,” tutur Kurnadi.
Keputusan kontroversial wasit itu membuat tensi pertandingan memanas. Kubu Kaltara kembali melakukan protes keras namun tidak juga digubris wasit. Pertandingan pun berlanjut hingga Kaltara akhirnya kalah 15-17 di set pertama.
Pada set kedua, ketika kedudukan 3-2, lagi-lagi wasit memberikan keputusan kontroversial. Di mana pemain Sulteng yang mengambil serve Kaltara, melakukan foul karena memainkan bola hingga empat kali di daerah pertandingan sendiri. Namun tidak dibatalkan wasit.
“Emosi Kaltara, sampai bola itu sementara bermain ditangkap, terlanjur emosi anak-anak,” beber Kurnadi.
Amarah pemain Kaltara ini dilampiaskan dengan protes sedikit berlebihan kepada wasit hingga diganjar kartu kuning dan kartu merah terhadap salah satu pemain Kaltara. yang membuat amarah semakin memuncak dan terjadi kericuhan.
Pertandingan dihentikan kurang lebih 30 menit. Namun setelah dilakukan pertemuan antara panitia, pengawas pertandingan dan official kedua tim, pertandingan, disepakati laga dilanjutkan dengan harus mengganti seluruh perangkat pertandingan dan hukuman kartu tetap berlaku.
Kaltara akhirnya menerima keputusan itu dan melanjutkan pertandingan namun dengan menurunkan pemain cadangan. Selain itu, pemain juga bertanding dengan mental yang jatuh akibat keputusan wasit yang kontroversial. Hasilnya Kaltara bertekuk lutut dari Sulteng.
“Mental pemain jatuh kalau sudah ribut,” tutur Kurnadi.
Dengan hasil itu, Kaltara dipastikan tanpa medali di cabang sepak takraw. Sebelumnya Kaltara juga gagal di nomor double event. (jkr)
Discussion about this post