TARAKAN – Sebanyak 11 peselayar Kalimantan Utara (Kaltara) telah dikarantina di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur agar fokus berlatih menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh dan Sumatera Utara.
Ketua Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Kalimantan Utara (Kaltara), H. Widodo Dwi Santoso menjelaskan, persiapan sebenarnya sudah dilakukan sejak Januari 2024 dengan latihan mandiri.
Namun, sejak Maret, atlet mulai masuk dalam program TC desentralisasi di Tanjung Batu, Berau, Kaltim.
Latihan semakin fokus sejak April dengan mengkarantina atlet agar bisa mencapai hasil maksimal di PON nanti.
“Walaupun sentralisasi baru dimulai Juni, tapi kami dari pengurus Porlasi berinisiatif untuk mencapai hasil maksimal kita karantina mereka sejak April. Kita satukan jadi satu tempat,” ujar Widodo Dwi Santoso.
“Untuk kebutuhan mereka sudah kita usahakan bagaimana caranya supaya bisa terpenuhi keperluan mereka termasuk suplemen,” lanjut pria yang juga menjabat Wakil Ketua II KONI Kaltara Bidang Pembinaan dan Prestasi ini.
Adapun dipilihnya Tanjung Batu sebagai lokasi TC desentralisasi, menurut Widodo, karena menjadi tempat training center sejumlah provinsi. Termasuk tuan rumah PON, Aceh serta Kaltim dan Sulawesi Utara.
Dengan demikian, diharapkan atlet Kaltara memiliki sparing partner dalam berlatih dan melakukan evaluasi setiap hari.
Selain itu, atlet Kaltara juga ditangani pelatih sarat pengalaman yang beberapa kali membawa tim layar Indonesia ke SEA Games.
Widodo menilai, ada perkembangan baik yang ditunjukkan atlet salama mengikuti TC desentralisasi.
“Secara fisik anak-anak sudah mulai bagus karena kita fokuskan sampai dengan akhir bulan ini, fokus 70 persen fisik, 20 persen teknik baik di air maupun di darat, 10 persen taktik,” beber Widodo.
Sebenarnya, menurut Widodo, untuk program TC desentralsiasi dan centralisasi, atlet tidak hanya berada di Tanjung Batu.
Rencananya, pihaknya juga akan menggelar latihan sekaligus try out di Jakarta pada pertengahan Juni nanti. Mereka akan mengakuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sekaligus ajang seleksi pembentukan timas layar menuju SEA Games Thailand.
“Insya Allah di bulan Juni pertengahan kita mengikuti try out sekaligus kejurnas sebagai ajang seleksi untuk SEA Games di Thailand. Sekaligus mungkin kita akan tinggal lebih lama di Jakarta untuk mencari sparing partner yang lain. Karena provinsi yang ada di Jawa latihannya semua di Jakarta,” tutur Widodo.
Setelah dari Jakarta, atlet akan langsung menuju venue pertandingan layar di Banda Aceh untuk menyesuaikan kondisi di daerah tersebut.
Pasalnya, menurut Widodo, layar salah satu cabang olahraga yang memiliki spesifikasi khusus karena berhubungan dengan alam seperti kondisi angin, ombak dan lain-lain.
Berdasarkan hasil kualifikasi PON tahun lalu, Kaltara meloloskan 11 altet yang akan turun di 7 nomor lomba. (jkr)
Atlet Kaltara melakukan latihan di perairan Tanjung Batu, Berau, Kaltim. (foto: Porlasi Kaltara)
Karantina Atlet di Tanjung Batu, Porlasi Kaltara akan Ikuti Kejurnas Sebagai Ajang Try Out menuju PON
TARAKAN – Sebanyak 11 peselayar Kalimantan Utara (Kaltara) telah dikarantina di Tanjung Batu, Berau, Kalimantan Timur agar fokus berlatih menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh dan Sumatera Utara.
Ketua Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia (Porlasi) Kalimantan Utara (Kaltara), H. Widodo Dwi Santoso menjelaskan, persiapan sebenarnya sudah dilakukan sejak Januari 2024 dengan latihan mandiri.
Namun, sejak Maret, atlet mulai masuk dalam program TC desentralisasi di Tanjung Batu, Berau, Kaltim.
Latihan semakin fokus sejak April dengan mengkarantina atlet agar bisa mencapai hasil maksimal di PON nanti.
“Walaupun sentralisasi baru dimulai Juni, tapi kami dari pengurus Porlasi berinisiatif untuk mencapai hasil maksimal kita karantina mereka sejak April. Kita satukan jadi satu tempat,” ujar Widodo Dwi Santoso.
“Untuk kebutuhan mereka sudah kita usahakan bagaimana caranya supaya bisa terpenuhi keperluan mereka termasuk suplemen,” lanjut pria yang juga menjabat Wakil Ketua II KONI Kaltara Bidang Pembinaan dan Prestasi ini.
Adapun dipilihnya Tanjung Batu sebagai lokasi TC desentralisasi, menurut Widodo, karena menjadi tempat training center sejumlah provinsi. Termasuk tuan rumah PON, Aceh serta Kaltim dan Sulawesi Utara.
Dengan demikian, diharapkan atlet Kaltara memiliki sparing partner dalam berlatih dan melakukan evaluasi setiap hari.
Selain itu, atlet Kaltara juga ditangani pelatih sarat pengalaman yang beberapa kali membawa tim layar Indonesia ke SEA Games.
Widodo menilai, ada perkembangan baik yang ditunjukkan atlet salama mengikuti TC desentralisasi.
“Secara fisik anak-anak sudah mulai bagus karena kita fokuskan sampai dengan akhir bulan ini, fokus 70 persen fisik, 20 persen teknik baik di air maupun di darat, 10 persen taktik,” beber Widodo.
Sebenarnya, menurut Widodo, untuk program TC desentralsiasi dan centralisasi, atlet tidak hanya berada di Tanjung Batu.
Rencananya, pihaknya juga akan menggelar latihan sekaligus try out di Jakarta pada pertengahan Juni nanti. Mereka akan mengakuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) sekaligus ajang seleksi pembentukan timas layar menuju SEA Games Thailand.
“Insya Allah di bulan Juni pertengahan kita mengikuti try out sekaligus kejurnas sebagai ajang seleksi untuk SEA Games di Thailand. Sekaligus mungkin kita akan tinggal lebih lama di Jakarta untuk mencari sparing partner yang lain. Karena provinsi yang ada di Jawa latihannya semua di Jakarta,” tutur Widodo.
Setelah dari Jakarta, atlet akan langsung menuju venue pertandingan layar di Banda Aceh untuk menyesuaikan kondisi di daerah tersebut.
Pasalnya, menurut Widodo, layar salah satu cabang olahraga yang memiliki spesifikasi khusus karena berhubungan dengan alam seperti kondisi angin, ombak dan lain-lain.
Berdasarkan hasil kualifikasi PON tahun lalu, Kaltara meloloskan 11 altet yang akan turun di 7 nomor lomba. (jkr)
Discussion about this post