TARAKAN – Realisasi lifting minyak pada semester pertama tahun 2023 (Januari – Juni) baru mencapai 615,5000 barel oil per day.
Hal itu disampaikan Wakil Satuan Kerja Khusus (SKK) Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak Bumi dan Gas Bumi (Migas) Nanang Abul Manaf dalam konferensi pers kinerja hulu migas semester-I, Selasa (18/7/2023).
Meski lebih baik dibandingkan pencapaian semester-I tahun lalu, namun realisasi itu masih di bawah target semester-I tahun ini yang ditargetkan 618.7000 barel oil per day
“Kalau kita kembali ke tahun lalu semester-I ini lebih baik. Tapi dibandingkan dengan target semester-I tahun ini pencapaian kita 99,5 persen, mendekati. Ini PR (pekerjaan rumah) bagi kami untuk bisa mengakselerasi lagi sehingga bisa mencapai 100 persen,” ujar Nanang Abdul Manaf.
Dari sisi salur gas juga belum mencapai target. Terealisasi hanya 5.308 MMSCFD atau 99,7 persen dari target semester-I sebesar 5.322 MMSCFD.
“Kurang sedikit. Mungkin kaitannya dengan unplanned shutdown dan beberapa project khususnya memproduksikan gas tidak sesuai target on streamnya,” lanjutnya.
Sementara itu dari sisi coast recovery, dari target USD 4,3 miliar, teralisasi hanya USD 3,07 miliar atau 71 persen, lebih rendah dari tahun lalu 95,9 persen.
“Kenapa begitu? Karena beberapa pekerjaan investasi tertunda. Contohnya adalah pengeboran development pengembangan di area yang sangat sibuk di PHR, karena di awal tahun ada accident fatalitiy,” ungkapnya.
Sedangkan dari sisi penerimaan negara, dari target semester pertama USD 7,4 miliar, hanya terealisasi USD 6,75 miliar.
Nanang Abdul Manaf memperkirakan penyebabnya karena perbedaan asumsi dengan realisasi, di mana asumsi SKK Migas sebesar USD 90 per barel, namun realisasinya USD 65 per barel. Sehingga terdapat defiasi sebesar USD 15 per barel. (jkr)
Discussion about this post