TARAKAN – SKK Migas Kalimantan & Sulawesi bersama Komisi Pengawas (Komwas) dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar silaturahmi dengan wartawan lokal di Malabar Resto & Coffe di Tarakan.
Pertemuan pada Selasa (14/3/2023) ini dihadiri oleh Irjen (Purn) M. Adnas selaku Tenaga Ahli Komisi Pengawas SKK Migas Bidang Hukum, Kepala SKK Migas Kalimantan dan Sulawesi Azhari Idris, Manajemen KKKS Wilayah Kaltara serta hadir pula puluhan wartawan lokal cetak, televisi dan online di Tarakan.
Diungkapkan Azhari Idris, dari hasil pertemuan dengan Wali Kota Tarakan pada Senin lalu (12/3/2023), diterangkan industri besar mulai masuk ke Tarakan dan industri tersebut membutuhkan energi terutama listrik. Di Kaltara, terang Azhari, masih memiliki potensi cadangan minyak bumi dan gas (migas) yang besar.
“Hadirnya KKKS yang ingin melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas di daerah ini membutuhkan dukungan banyak pihak agar berjalan lancar guna memastikan kebutuhan suplai gas untuk PLN dapat terus diberikan serta berkontribusi mendukung perekonomian dan rencana pembangunan Tarakan” ujar Azhari.
Ditambahkan, wilayah Kalsul masih berkontribusi sangat besar bagi nasional. Lifting minyak mentah Kalsulmenyumbang 11 persen dan gas bumi sebesar 30 persen dari lifting migas nasional. Tahun ini kegiatan eksplorasi semakin agresif untuk mencari cadangan-cadangan minyak yang baru, termasuk di Kaltara.
Disisi lain, Hulu Migas juga berkontribusi memberikan manfaat bagi daerah. Antara lain melalui Dana Bagi Hasil (DBH) migas, pajak dan retribusi daerah, pemberdayaan tenaga kerja lokal, suplai gas untuk jargas dan kegiatan sosial kemasyarakan melalui Program Pengembangan Masyarakat (PPM) di bidang kesehatan, Pendidikan dan lain-lain.
“Sekali lagi kami membutuhkan dukungan semua pihak termasuk media, dalam memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat di Tarakan” tegasnya.
Dalam pertemuan dengan stakeholder dan wartawan di Tarakan, Irjen (Purn) M. Adnas menyampaikan tugas Komwas adalah mengawasi kinerja SKK Migas dan memberi arahan pada lembaga ini. Menyumbangkan buah-buah pemikiran bagaimana industri hulu migas bisa berjalan lancar guna memberikan kontribusi devisa bagi negara.
“Hulu Migas merupakan kontributor Pendapatan Negara terbesar kedua setelah Pajak. Hulu Migas merupakan kegiatan negara untuk memenuhi kebutuhan negara. Capaian lifting migas yang tinggi tentunya akan memberikan kontribusi pendapatan negara yang semakin besar,” ujar Adnas.
Namun lembaga SKK Migas tidak bisa berjalan sendiri, institusi ini harus bersinergi dengan banyak pihak. Diakui Adnas, banyak kalangan masyarakat dan stakeholder di daerah belum memahami keberadaan kegiatan hulu migas yang seyogyanya adalah proyek strategis negara.
“Keberadaan kegiatan hulu migas di Kalsul sangat signifikan bagi pendapatan negara, sehingga harus mendapatkan dukungan dari banyak pihak” terangnya.
Ditambahkan Adnas, pencarian sumber-sumber energi migas tidak bisa dilakukan oleh SKK Migas sendiri, butuh dukungan berbagai pihak. Saat ini kegiatan usaha hulu migas banyak sekali tantangan dibidang aspek sosial, lingkungan dan hukum.
“Konfilk-konflik sosial dan hukum jangan sampai menghentikan kegiatan hulu migas” tegasnya.
Sehingga peran strategis media dibutuhkan untuk memberikan pemahaman dan informasi secara tepat kepada masyarakat luas. Perlu dibuka ruang-ruang diskusi dengan media, sehingga informasi yang tepat bisa disampaikan.
“Jangan alergi dengan media, beri informasi yang utuh dan tepat” tutup Adnas. (*)
Sumber: SKK Migas Wilayah Kalsul
Discussion about this post