JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebelum menutup rapat pimpinan nasional (rapimnas) Tahun 2022 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022) memberikan tujuh instruksi kepada kader untuk dijalankan.
Adapun instruksi itu disebut AHY sebagai instruksi Tujuh K. Yaitu Kepemimpinan, Kerja Keras, Keberanian, Kesempatan, Ketegasan, Kesetiaan dan Kekompakan.
“Instruksi ini untuk dijalankan, untuk kita jadikan pedoman. Saya tidak akan mengulangi yang sifatnya teknis ataupun target-target pemenangan. Saya akan mengakhiri ini dengan sebuah dorongan moril dan semangat perjuangan kita bersama,” ujar AHY.
Instruksi pertama yaitu kepemimpinan. Di mana AHY meminta agar para pimpinan menjalankan kepemimpinan dan manajemen yang efektif. Jadi pemimpin yang memiliki integritas dan mampu menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh partai, baik strukturnya, anggota-anggota legislatif maupun jaringan yang lain.
Instruksi yang kedua yaitu Kerja Keras. Kerja keras menurut AHY ini tidak bisa digantikan oleh apapun. Semua harus ikhtiar, berkeringat, kerja pagi siang malam, kurang tidur, kurang istirahat dan bisa saja kurang waktu bertemu keluarga.
“Tapi insya Allah kalau niat kita mencapai sukses dan sukses itu kita dedikasikan untuk rakyat yang tadi menangis meminta kita berjuang memohon pertolongan kepada kita, maka tidak ada yang sia-sia. Insya Allah,” katanya.
Justru, lanjut suami Annisa Larasati Pohan ini, akan menjadi kebaikan, keberkahan dan pahala untuk semuanya. Karena melakukan dengan ikhlas dengan hati yang bersih. Kemudian instruksi yang ketiga, yaitu Keberanian.
AHY meminta agar menunjukkan kader-kader Demokrat berani. Harus berani itu serupa dengan pesan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam rapimnas.
“Serupa pesan Pak SBY tadi. Kalau kita berani, menyuarakan perubahan perbaikan, kita berani mengkritik sesuatu yang memang perlu kita perbaiki, maka sesungguhnya kita telah menjalankan amanah konstitusi menjalankan peran kita sebagai partai oposisi dengan check and balance yang kritis tapi konstruktif. Jadi harus berani,” ucap AHY yang juga menegaskan agar jangan pernah takut menghadapi siapapun yang ingin menghentikan langkah kader dan Partai Demokrat.
Lanjut instruksi yang keempat yaitu Kesempatan. Kader, sebut AHY, harus punya daya gerak manuver yang cepat. Jangan ketinggalan. Karena partai-partai lain juga berusaha, tokoh-tokoh lain juga bergerak dan calon-calon anggota legislatif dari partai lain juga punya ikhtiar. Karena itu Demokrat tidak boleh kalah cepat. Tidak boleh kehilangan momentum dan harus dilakukan dari sekarang.
“Mulai dari rapimnas ini sampai dengan nanti tanggal 14 Februari 2024. Waktunya 516 hari lagi. Jangan sia-siakan waktu sedikit itu. Jangan sia-siakan waktu sedikitpun karena kita memang harus mengambil inisiatif di depan,” perintahnya.
Instruksi kelima yaitu Ketegasan. Tegas di sini berarti menjalankan kepemimpinan yang juga efektif. Sebab itu ia berharap organisasi partai berlambang mercy ini juga semakin profesional, memiliki karakter dan jati diri.
Tetapi harus juga meyakinkan bahwa dalam mengambil keputusan juga menunjukkan ketegasan dan pada akhirnya ketegasan juga ditunjukkan dalam membangun narasi. Narasi yang memang pro rakyat. Seperti ketika ada undang-undang, peraturan atau regulasi yang tidak berpihak kepada rakyat, maka anggota dewan harus menyuarakan.
“Ada isu-isu yang menyulitkan rakyat, segera berikan narasi dan konter narasi agar masyarakat tahu bahwa Demokrat selalu berpihak kepada rakyat,” pesannya.
Yang keenam yaitu Kesetiaan. AHY berharap semua kader harus membangun kesetiaan atau loyalitas dan setia pada tujuan berpartai, sebab sudah jelas visi misi Partai Demokrat. Demokrat partai nasionalis religius yang mengutamakan rakyat. Oleh karena itu setia pada perjuangan, setia kepada kepemimpinan yang sah dan itu harus dijaga karena modal penting bagi partai untuk maju ke depan.
Instruksi yang terakhir yaitu kekompakan. AHY dengan tegas meminta semua kader harus membangun kekompakan, soliditas dan jangan berkompetisi antar kader sendiri. Jadi harus kuat, harus solid dan kompetisi keluar, bukan di dalam.
“Dengan tujuh K itu saya punya keyakinan, kita punya optimisme seperti yang juga disampaikan oleh rakyat kita Demokrat bisa berada di depan, Demokrat bisa menjadi motor perubahan. Tentunya perubahan untuk sesuatu yang lebih baik lagi bagi negeri ini,” tutupnya sambil mengingatkan agar tujuh instruksi ini dijalankan.
Terkait instruksi AHY di rapimnas, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Kalimantan Utara (Kaltara) Dr. Yansen TP, M.Si menganggap itu suatu hal yang wajar.
Sebab pimpinan tentu ingin memberikan yang terbaik dan mewujudkan kemenangan untuk partai. Karena itu, sebagai pimpinan partai di daerah dan juga kader harus menjalankannya.
“Saya kira ini suatu hal yang sangat wajar instruksi Ketum AHY dalam kerangka ingin mewujudkan kemenangan Partai Demokrat,” kata Yansen TP atau yang akrab dengan singkatan nama YTP ini.
Untuk rapimnas, Yansen menilik secara menyeluruh sangat kekeluargaan dan inspiratif. Sudah dua tahun lebih kader-kader tidak pernah bertemu dan sekarang baru bisa bertemu dengan ribuan lebih di mana sangat terlihat harmonisasi terjadi.
Menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Demokrat dan juga Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara ini, suatu hal yang sangat indah untuk politik nasional karena mengedepankan harmonisasi walaupun berbeda dalam partai politik dan etika politik sesuai dengan ideologi partai yang dianut masing-masing.
“Saya kira harmonisasi tetap dikedepankan. Berbeda bukan berarti kita bermusuh, jadi kalau berargumentasi itu bisa sampai ke puncak, tapi jangan justru meninggalkan hakikat dan jati diri kita sebagai masyarakat bangsa yang mengedepankan kepentingan nasional, kepentingan bangsa dan negara kita,” tegas YTP.
Oleh sebab itu menurutnya sangat penting disampaikan ke masyarakat bahwa Partai Demokrat adalah partai yang berazaskan nasionalis religius. Tentu, lanjutnya, asumsi dasarnya bagaimana setiap anak bangsa yang bermain di politik harus ingat dan sadar bahwa apapun perilakunya harus mencerminkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih dari hakikat untuk menang, landasan moral itu juga ia nilai sangat penting.
“Kehendak Tuhan dalam hidup ini juga kita harus sadari tidak serta merta kita ingin menang dan ingin berjuang tetapi dengan cara-cara yang tidak bermoral, tidak mencerminkan hakikat kita sebagai bangsa,” pungkasnya. (adv)
Discussion about this post