TARAKAN – Pengurus Provinsi (Pengprov) Asosiasi Bola Tangan Indonesia (ABTI) Kalimantan Utara (Kaltara) mengapresiasi terpilihnya Zulfydar Zaidar Mochtar sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Asosiasi Bola Tangan Indonesia (PB ABTI) masa bakti 2022-2026.
Pengprov ABTI Kaltara turut menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) PB ABTI di Hotel Grandhika, Jakarta, Sabtu (23/7/2022) dan ikut mendukung pencalonan Zulfydar Zaidar Mochtar sebagai Ketua Umum PB ABTI.
Bukan tanpa alasan. Zulfydar dinilai perwakilan daerah yang mampu memimpin PB APTI. Sekaligus mematahkan dominasi tokoh dari ibu kota yang selama ini memimpin induk olahraga di pusat.
“Ini adalah tolak ukur bagi orang-orang daerah karena Zulfydar ini orang Kalimantan Barat yang memang sengaja kita dukung untuk tingkat nasional, tidak semata-mata ketua PB itu harus orang Jakarta, menteri atau apapun,” ujar Ketua Pengprov ABTI Kaltara Steve Singgih Wibowo.
“Artinya orang-orang daerah yang kira-kira mampu dalam memanage olahraga ini enggak perlu lagi sungkan dan kita dukung,” lanjutnya saat diwawancarai awak mdia ini melalui sambungan telepon, Kamis (28/7/2022) malam.
Ia juga mengapresiasi komitmen seluruh pengurus provinsi karena solid mendukung Zulfydar Zaidar Mochtar sebagai Ketua PB ABTI. Sehingga terpilih secara aklamasi.
“Kita buktikan kekompakan temen-temen daerah, baik Sumatera kemudian Sulawesi, Jawa sebagian dan Kalimantan, kita dukung orang daerah,” tuturnya.
Pengprov ABTI Kaltara juga menyambut baik rencana program yang akan dijalankan PB ABTI di bawah pimpinan Zulfydar.
Menurut Steve, ada rencana PB ABTI untuk menunjuk koordinator wilayah (korwil) dan menggelar kejuaraan nasional secara berjenjang. Dimulai dari tingkat wilayah. Dengan rencana sistem ini, ada peluang Kaltara bisa bersaing di cabang bola tangan.
“Jadi mungkin pertandingan kita per wilayah untuk bola tangan, ada keuntungan di situ. Untuk Kalimantan yang kuat baru Kaltim, jadi bisa jadi tolak ukur kita,” ungkapnya.
Steve sendiri mengakui, cabor bola tangan belum berkembang di Kaltara. Bukan tanpa alasan. Di antara faktornya yakni minimnya dukungan pendanaan dari pemerintah daerah.
Selain itu, sumber daya manusia baik atlet, pelatih serta wasit juga minim. Karena pihaknya baru membentuk pengurus di Tarakan dan Malinau.
Karena itu, Steve juga menganggap wajar jika bola tangan belum bisa dipertandingkan di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) I Kaltara.
Meski demikian, pihaknya tetap berupaya meningkatkan sumber daya manusia dengan memperogramkan pelatihan-pelatihan.
“Sasaran kami mungkin pelatihan pelatih ke depan dengan yang baru ini, ada dorongan bantuan bola, sekaligus kami akan mencoba membuat pelatihan pelatih guru-guru di sekolah-sekolah,” ungkapnya. (jkr)
Discussion about this post