TARAKAN – Fenomena alam berupa angin yang berputar-putar di perairan dan menjulang ke udara yang dikenal dengan water spout kembali terjadi perairan Kalimantan Utara, Senin (13/6/2022).
Seorang warga yang melihat, memvideokan fenomena tersebut. Kejadian itu di perairan Tarakan sekira pukul 08.36 WITA.
Munculnya fenomena itu dibenarkan Kapala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi. Ia menyebut dengan fenomena water spout.
“Terkait dengan fenomena yang barusan terjadi di perairan Tarakan, itu masuk kategori water spout. karena terjadinya di atas laut,” ujar Muhammad Sulam Khilmi kepada awak media ditemui di kantornya.
Dijelaskan, fenomena ini diakibatkan tingginya pertumbuhan awan konvektif yakni awan kumulonimbus (CB) di Tarakan.
Menurutnya, berdasarkan pantauan satelit dan citra radar, dalam 24 jam terakhir, Kalimantan Utara memang berpotensi terjadi pertumbuhan awan konvektif.
“Dari awan kumulonimbus terdapat tekanan rendah yang mengakibatkan terjadinya water spout itu tadi atau kalau di daratan bisa menjadi puting beliung,” tuturnya.
Namun, Sulam Khilmi bersyukur karena tinggi dasar water spout tidak sampai ke permukaan sehingga tidak mengganggu aktivitas di perairan Tarakan.
Menurut Sulam Khilmi, fenomena ini sudah dua kali terjadi dalam beberapa hari rerakhir. Sebelumnya juga muncul di perairan antara Tarakan dan Pulau Bunyu.
Karena itu, ia mengingatkan masyarakat agar perlu mewaspadainya karena berpotensi mengakibatkan kerusakan.
“Memang dalam sepekan terakhir terjadi dua kali water spout, beberapa hari yang lalu terjadi di perairan antara Bunyu dan Tarakan, juga sama penyebabnya adanya pertumbuhan awan kumulonimbus,” bebernya.
“Yang harus diwaspadai oleh masyarakat adalah bahwa fenomena ini ataupun puting beliung ini durasinya memang sangat singkat, namun daya rusaknya ini luar biasa, bisa menghancurkan objek-objek yang dijumpai,” tuturnya.
Menurutnya, fenomena alam ini berpotensi muncul ketika pertumbuhan awan kumulonimbus begitu cepat, dari kondisi yang terang menjadi gelap. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk dapat memantau kondisi cuaca di sekitarnya.
Dari pantauan satelit juga, potensi munculnya awan kumulonimbus dalam beberapa hari ke depan, masih ada.
“Kalau melihat dalam tiga hari ke depan ya potensi pertumbuhan awan kulumonimbus masih cukup tinggi. Ini juga masih berpotensi bisa terjadi puting beliung ataupun water spout, ” tuturnya. (jkr)
Discussion about this post