TARAKAN – Penyebaran Covid-19 di Tarakan kini masuk ke sekolah. Sebanyak 9 siswa SDN Utama 1 Tarakan terpapar membuat pihak sekolah kembali melakukan pembelajaran secara daring.
Kepala SDN Utama 1 Tarakan Arifin R Said membeberkan awal mula diketahui setelah orangtua dari siswa yang terpapar, menelepon pihak sekolah guna memberitahukan anaknya tidak masuk karena positif Covid-19.
“Dia itu hari Senin masih masuk, hari Selasa kan tidak masuk, hari Rabu jadwalnya masuk, ditelepon orang tuanya, katanya anak saya tidak masuk bu, alasannya tadi saya rapid tes mandiri, karena dia mengeluh batuk dan sakit tenggorokan, jadi oleh ibunya di rapid tes mandiri, ternyata hasilnya positif,” beber Arifin R Said kepada awak media, Jumat (18/2/2022).
Menurutnya, orangtua siswa tersebut sempat kurang yakin dengan hasil rapid tes mandiri itu, orangtua siswa tersebut kembali melakukan rapid tes di salah satu praktek dokter di simpangan Perumnas.
Arifin memperkirakan, siswa tersebut terpapar dari lingkungan keluarganya. Karena informasi yang diperolehnya, ibunya terlebihdulu terpapar Covid-19.
“Ternyata hasilnya memang positif karena ibunya memang sudah tahu positif duluan, minggu kemarin memang ibunya sudah rapid, positif,” ungkapnya.
Dari temuan itu, ia pun melaporkan hal ini ke Dinas Pendidikan Tarakan, yang diteruskan ke Satuan Tugas (Satgas) Percepatan dan Penanganan Covid-19 Tarakan.
Oleh Satgas Covid-19 Tarakan menyarankan kepada sekolah agar siswa yang berada satu sesi dengan siswa yang terpapar, dilakukan tracing kasus.
Tracing kasus dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Karang Rejo dengan mengambil sampel 12 anak menggunakan swab antigen.
“Dari 12 anak yang di tracing itu yang satu sesi itu, 8 positif, kelas III D,” ungkapnya.
Dengan hasil itu, Dinas Kesehatan Tarakan menginstruksikan kepada sekolah untuk melaksanakan pembelajaran secara daring mulai tanggal 18 Februari sampai dengan 3 Maret.
Selain itu, Dinas Kesehatan Tarakan juga menganjurkan kepada pihak sekolah agar jika menemukan tenaga kependidikannya mengeluh batuk, demam dan pilek untuk segera konsultasi ke Dinas Kesehatan Tarakan.
Disinggung capaian vaksinasi di sekolahnya, Arifin menilai rata-rata siswa sudah vaksin. Namun ia tidak mengetahui pasti apakah siswa yang terpapar sudah vaksin atau belum. (jkr)
Discussion about this post