TARAKAN – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tarakan telah menginventarisasi kebutuhan cabang olahraga dalam rangka menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) I/Kaltara.
Untuk mempersiapkan kontingen, induk cabang olahraga di Bumi Paguntaka itu telah menggelar rapat koordinasi bersama cabang olahraga di Sekretariat KONI Tarakan, Stadion Datu Adil, Sabtu (15/1/2022).
KONI Tarakan menginventarisasi sejumlah persoalan yang dihadapi cabang olahraga dalam mempersiapkan atletnya. Seperti tempat latihan hingga peralatan.
“Ternyata di hampir semua keluhan teman-teman cabor itu, persoalannya hampir sama sebenarnya. Pertama kekurangan sarana, alat, kemudian tempat latihan,” ujar Ketua KONI Tarakan Rukisah Saleh, Selasa (18/1/2022).
Ia mencontohkan, seperti gedung di depan Stadion Datu Adil yang digunakan tempat latihan cabang beladiri baik kempo, taekwondo, pencak silat dan karate, ada atap yang bocor. Sehingga saat hujan, tidak bisa digunakan karena air masuk ke dalam.
Termasuk tempat latihan tenis meja yang bersebelahan dengan gedung latihan beladiri, kondisinya juga sama sehingga kurang mendukung untuk tempat latihan.
Namun, keluhan itu sudah disampaikannya kepada Wali Kota Tarakan, usai bertemu dengan cabang olahraga. Ia mendapat jaminan akan diperbaiki oleh Pemkot Tarakan.
“Itu sudah saya sampaikan ke pak wali dan pak wali berjanji akan memperbaiki segera. Kalau itu segera terealisasi artinya selesai persoalan satu,” tuturnya.
Persoalan lain, menurut Rukisah Saleh, terkait peralatan latihan. Seperti taekwondo yang harus menyesuaikan dengan peralatan tanding menggunakan sensor. Masalahnya pada harga peralatan tanding yang mencapai Rp 100 juta lebih.
“Taekwondo agak berat. Karena ternyata sekarang ini sudah mengikuti perkembangan modern. Jadi alatnya itu menggunakan sensor. Saya tanya, berapa 1 unit, katanya Rp 150 – 200 (juta),” tuturnya.
Rukisah Saleh menyerahkan persoalan ini kepada Wali Kota Khairul sebagai pengambil kebijakan. Pihaknya hanya menjembatani apa yang dibutuhkan cabang olahraga.
Sementara cabang renang mengeluhkan dibebankannya kontribusi masuk ke kolam renang Wisma Patra Rp 100 ribu per bulan, termasuk pelatih. Namun, persoalan itu telah direspon Wali Kota Khairul.
“Proses pembayarannya memang untuk umum dasarnya Perda, dia minta ke kami untuk me-list, kira-kira banyak anggotanya, berapa banyak menggunakan itu. Dasar itu nanti akan disampaikan,” tuturnya.
Namun, Rukisah Saleh mengaku telah mengusulkan kepada Wali Kota Khairul agar atlet yang akan dipersiapkan menuju Porprov I/Kaltara, dapat digratiskan masuk ke kolam renang Wisma Patra. Karena mereka juga sifatnya sementara dan akan membela nama Tarakan.
Disinggung kesiapan, Rukisah Saleh menegaskan seluruh cabang olahraga bersikap optimistis. Akan tetapi diakuinya, tidak cukup dengan lisan menyatakan optimistis, namun akan dibuktikan juga dengan latihan.
Dalam rangka mendukung kesiapan atlet, pihaknya juga akan melibatkan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Tarakan. Misalnya dalam penggunaan GOR. Karena Rukisah Saleh telah mendapat “lampu hijau” dari Wali Kota Khairul untuk penggunaan GOR sebagai tempat latihan. (jkr)
Discussion about this post