TARAKAN – Seiring akan berakhirnya masa berlaku Akreditasi A yang disandang selama tiga tahun lalu, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan mengajukan lagi permohonan akreditasi.
Status akreditasi menjadi penting bagi rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) ini karena bertujuan agar pelayanan rumah sakit mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah ditentukan.
RSUD Tarakan sebelumnya telah meraih Akreditasi A yang merupakan level tertinggi dalam akreditasi nasional. Capaian itu ingin dipertahankan manajemen RSUD Tarakan.
Untuk itu, menjelang akreditasi, UPTD RSUD Tarakan menggelar Pitstop Akreditasi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1.1.
Kegiatan yang dimulai sejak Senin (20/9) dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Tarakan dr. Franky Sientoro, Sp.A di Auditorium Lantai Enam RSUD Tarakan.
“Kita sudah lulus paripurna, ini harus dipertahankan, setelah ini berhasil kita harus akreditasi lanjut ke internasional,” ujar Franky Sientoro ditemui awak media usia pembukaan.
Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung hingga 8 Oktober ini diikuti seluruh tenaga kesehatan di lingkungan RSUD Tarakan berjumlah kurang lebih 1.400 orang. Tujuannya untuk menguji wawasan dan kemampuan mereka agar mampu menjawab ketika asesor melaksanakan penilaian akreditasi di RSUD Tarakan.
“Seluruh pegawai rumah sakit yang sekitar 1.400 ini harus pernah bersentuhan, minimal bersentuhan dulu dengan tiga ini (kelompok kerja). Habis ini balik lagi yang dibelakangnya sampai semua pokja itu terulang memorinya,” tuturnya.
“Kita lihat anak-anak tadi dengan posisi yang berbeda, perawat, dokter, apa semua, mereka bisa menjawab. Harapan kita nanti pada waktu penilaian akreditasi kalau datang asesornya menanyakan, harus sesuai,” tuturnya.
Manajemen RSUD Tarakan sendiri terus berupaya meningkatan kualitas pelayanannya. Di antaranya dengan mengikuti penilaian akreditasi. Tidak hanya di tingkat nasional, pihaknya juga akan mengejar akreditasi internasional.
Di samping itu, RSUD Tarakan juga berupaya meningkatkan tipe rumah sakit dari saat ini tipe B, menuju tipe B pendidikan, sekaligus turut mempersiapkan rencana Universitas Borneo Tarakan membuka fakultas kedokteran.
“UBT kan ada rencana ke depan seperti itu. Kalimantan Utara secara riil kan RSUD Tarakan rumah sakit tipe B, yang lainnya tipe C. Maka harus dipersiapkan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Herlinda membeberkan kegiatan ini berlangsung selama 15 hari, mulai 20 September hingga 8 Oktober 2021 yang dipertuntukkan bagi seluruh pegawai RSUD Tarakan baik dokter, perawat, tenaga penunjang, tenaga analis, nutrisionis, administrasi hingga security.
“Rata-rata per hari itu 80 peserta, kita bagi, karena kita dalam keadaan kondisi covid, kita atur mulai dari jam 8 sampai jam 12 itu 40 orang. Nanti dari jam 1 sampai jam 4 sore kita atur sedemikian rupa,” ujar Herlinda.
Tidak menutup kemungkinan jika masih ada pegawai yang belum sempat mengikuti, pihaknya akan menambah waktu pelaksanaan.
Adapun materi yang diberikan, menurut Herlinda, masing-masing koordinator pokja dan jajarannya yang memberikan soal. Untuk saat ini diikuti Pokja Hak Pasien dan Keluarga (HPK), Pokja Pencegehan dan Pengendalian Inveksi (PPI) dan Pokja Safety.
“Kegiatan ini menyenangkan. Jadi tidak ada tekanan dari teman-teman. Silakan hadir kemudian penandatanganan komitmen, foto bersama, kalau tidak bisa menjawab hari ini tidak ada masalah, nanti remedial,” tuturnya.(jkr)
Discussion about this post