TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara meningkatkan meningkatkan kapasitas produksi komoditas ekspor Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terutama udang Windu dengan metode Lactobacillus, terus memberikan hasil.
KPwBI Provinsi Kaltara bekerjasama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan menyelenggarakan kegiatan panen bersama siklus kedua dan tebar benih siklus ketiga udang Windu yang dengan metode Lactobacillus, Minggu (11/7/2021) di tambak milik Kelompok Pembudidaya Ikan Usaha Bersama Sungai Bunyu yang berlokasi di Kelurahan Juata Laut, Tarakan.
Kegiatan ini dihadiri langsung Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Yufrizal, serta Sekda Hamid Amren mewakili Wali Kota Tarakan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltara, Kepala Dinas Perikanan Kota Tarakan dan Camat Tarakan Utara.
Dalam sambutannya, Yufrizal menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong peningkatan kapasitas produksi udang di Tarakan sebagai salah satu komoditas ekspor unggulan Kaltara.
“Kami telah mengaplikasikan metode ini pada demplot kami sebagai pilot project pada tahun 2020. Berdasarkan hasil yang kami himpun, pada saat panen diketahui bahwa hasil panen udang ukuran size berkisar 30-40 ekor/kilogram, dengan total panen sebanyak 26.600 ekor atau 960 kilogram, meningkat hampir 3 kali lipat dibanding panen sebelum menjadi pilot project Bank Indonesia, yang hanya sebesar 13.300 ekor atau 380 kilogram. Selain itu beberapa indikator juga menunjukkan peningkatan, antara lain tingkat hidup (Survival Rate/SR) yang meningkat menjadi 22 persen setelah sebelumnya hanya 11 persen,” tutur Yufrizal.
Yufrizal berharap apabila metode lactobacillus ini berhasil Pemprov Kaltara ataupun Pemkot Tarakan dapat mereplikasi dan kedepannya akan ada SOP yang baku untuk dapat diterapkan para petambak di Kaltara.
Selain itu upaya ini dapat berjalan apabila ada dukungan PPL untuk terus melakukan pendampingan kepada petambak di daerah sehingga apabila ditemukan masalah di lapangan dapat segera diselesaikan secara bersama-sama oleh semua pihak yang terlibat dalam rangka meningkatkan produksi udang yang merupakan salah satu potensi unggulan serta bermutu ekspor.
Pada kesempatan yang sama, Sekda Tarakan Hamid menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia yang telah mengenalkan teknologi lactobacillus dalam rangka meningkatkan produksi udang di Kaltara khususnya Tarakan.
“Sektor Perikanan merupakan sektor utama untuk menjadi pembangkit ekonomi di Tarakan, oleh karena ini upaya BI harus menjadi perhatian bersama termasuk para nelayan, petambak, dengan dukungan dinas terkait,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut sebagai bagian dari Program Sosial Bank Indonesia sejalan dengan tagline BI sebagai bentuk dedikasi untuk negeri khususnya di bumi Benuanta, diserahkan juga bantuan sarana produksi berupa 1 unit saringan, 1 set pH meter, 1 set DO meter YSI 550, 1 set Salino meter, 2 set pompa air 4 inci, 50 pipa paralon 3 inci, 1 (set) aksesoris pipa.
Bank Indonesia sebagai Bank Sentral Republik Indonesia selalu berupaya untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan perekonomian daerah. Bank Indonesia sebagai mitra dari Pemerintah Daerah juga terus mendukung program pemerintah untuk mendorong peningkatan komoditas ekspor, termasuk komoditas udang, yang sejalan dengan strategi Bank Indonesia dalam pembinaan sektor riil dan UMKM untuk perbaikan posisi Current Account Deficit (CAD).
Ke depan Bank Indonesia senantiasa mendorong sinergi dan kolaborasi bersama dengan Pemerintah Daerah dan dunia usaha khususnya terkait komoditas-komoditas unggulan Kaltara untuk mewujudkan ketahanan pangan, kestabilan harga, serta peningkatan ekspor. Upaya-upaya ini juga diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, pertumbuhan ekonomi daerah khususnya dan nasional pada umumnya.
Mayoritas budidaya udang di Provinsi Kaltara, termasuk Kota Tarakan menggunakan sistem polikultur, sebagai bagian dari kearifan lokal yang telah berlangsung secara turun temurun, yaitu menggabungkan 2 komoditas berupa udang dan ikan bandeng dalam satu tambak yang bersimbiosis mutualisme antar keduanya.
Metode yang baru diperkenalkan pada program ini adalah metodelactobacillus, yaitu sebuah metode dimana bakteri lactobacillus yang telah difermentasi ditebar di lokasi tambak sebelum benih udang dan ikan bandeng ditebar. Metode ini bertujuan untuk menumbuhkan klekap/lumut sebagai sumber makanan organik bagi keduanya sekaligus membantu menyuburkan hara tanah tambak.
Berdasarkan data yang diperoleh oleh Bank Indonesia pada triwulan II 2021, harga udang sekitar USD 12,65/kilogram, naik dibanding triwulan I 2021 yang sebesar USD 11,99/kilogram. Dari hasil tersebut jika dilihat dari pertumbuhannya maka harga udang triwulan II 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,87 persen (qtq), jika dibanding triwulan I 2021.
Kenaikan harga udang ini disebabkan mulai membaiknya permintaan terutama dari negara eksportir udang terbesar yaitu Jepang, sejalan dengan adanya perayaan golden week pada Mei lalu serta akan diadakannya Olimpiade musim panas Tokyo pada akhir Juli nanti. Selain itu perbaikan perekonomian negara-negara ekportir utama seperti Amerika dan Taiwan juga menjadi faktor pendorong perbaikan harga dari udang.
Sejalan dengan kenaikan harga udang, dari sisi ekspor, jumlah total ekspor udang Kaltara juga mengalami kenaikan, dari awalnya 2.927 ton pada periode sampai dengan Mei 2020, menjadi sebesar 3.393 ton periode yang sama tahun 2021 atau meningkat sebesar 15,91 persen.
Sampai dengan saat ini mayoritas udang Kaltara masih di ekspor ke negara-negara yang sama yaitu Jepang (74,44 persen), Taiwan (9,06 persen), Amerika (8,72 persen) dan negara-negara Asia Tenggara kurang dari 5 persen. (humas KPwBI Kaltara)
Discussion about this post