NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan di bawah kepemimpinan Bupati Hj. Asmin Laura Hafid dan Wakil Bupati H. Faridil Murad mengakhiri masa jabatannya Senin (31/5).
Hj. Asmin Laura Hafid dan Faridil Murad terpilih setelah meraih suara terbanyak pada Pilkada 2015. Mereka memimpin Pemkab Nunukan sejak 2016 hingga 2021. Namun pada Pilkada 2020, keduanya tidak berpasangan lagi.
Kini, Hj. Asmin Laura Hafid masih akan melanjutkan pengabdiannya sebagai Bupati Nunukan di periode kedua hingga tahun 2024. Sementara H. Faridil Murad akan kembali berkumpul bersama keluarganya tercinta.
Posisi Wakil Bupati Nunukan digantikan H. Hanafiah, yuniornya di pemerintahan yang sama–sama berjuang dan merintis dari awal pembentukan Pemerintahan Kabupaten Nunukan.
Selama 5 tahun mendampingi Bupati Laura, tidak sedikit sumbangsih ide, gagasan dan pemikiran yang sudah diberikan Faridil Murad dalam menjalankan roda pemerintahan. Meski secara umur jauh lebih senior, namun Bang Haji -demikian panggilan akrab Faridil Murad- dapat memposisikan dirinya sebagai orang nomor dua di pemerintahan dengan sangat baik.
Jika di beberapa daerah lain sering muncul adanya rivalitas antara bupati dan wakil bupati, maka hal seperti itu nyaris tidak pernah kita dengar selama pemerintahan ADIL.
Bupati dan wakil bupati bisa berbagi peran dan saling mengisi antara satu dengan yang lain sehingga jalannya roda pemerintahan menjadi efektif dan produktif.
Di pemerintahan ini, tidak ada istilah ‘matahari kembar’, tidak muncul perasaan sama–sama punya kuasa, merasa lebih pintar, dan merasa paling bisa. Bupati Laura bahkan sudah menganggap Faridil sebagai ‘orang tuanya’ sendiri.
Maka tidak heran jika keduanya begitu kompak menakhodai Pemkab Nunukan sampai di ujung masa jabatannya, dan mengakhirinya dengan soft landing, meski tantangan yang dihadapi di era pemerintahan keduanya begitu kompleks.
Sebagai seorang insinyur dan menguasai persoalan-persoalan teknis, Faridil Murad lebih senang berjalan kaki ratusan meter di areal persawahan yang becek untuk mengecek dan mengawasi pembuatan saluran irigasi, ketimbang duduk manis dari balik meja kantornya.
Sementara sebagai kepala pemerintahan, Bupati Laura bisa lebih fokus mengendalikan dan mengambil kebijakan–kebijakan pemerintahan demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Alhasil, kombinasi politisi dan birokrasi itu berhasil mencatatkan sederet prestasi dan piagam penghargaan dari berbagai pihak selama kurun waktu lima tahun ini. Yang paling mentereng, Pemerintah berhasil menyabet opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) lima kali berturut–turut.
Semua itu tentu tidak bisa dilepaskan dari peran dan sumbangsihnya seorang Faridil Murad, anak kolong yang sudah kenyang makan asam garamnya dunia birokrasi.
Kini, setelah saatnya harus meninggalkan dunia pemerintahan yang begitu dicintainya, Faridil masih bisa berbangga dan menarik nafas lega karena penerusnya adalah H. Hanafiah, koleganya yang selama ini terkenal memiliki dedikasi dan loyalitas yang tidak perlu diragukan.
Pernah sama–sama mencapai puncak karier sebagai ASN, Faridil optimis penggantinya akan bisa meneruskan perjuangannya.
Atas segala dedikasi tersebut, kiranya sangat pantas jika seluruh masyarakat di Kabupaten Nunukan memberi apresiasi, penghargaan, dan ucapan terima kasih kepada Faridil Murad. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ganjaran atas segala kebaikan dan pengabdian tersebut. (Humas)
Discussion about this post