TARAKAN – Rumah Sakit Umum Kota Tarakan (RSUKT) pantas bahagia. Sejak beroperasi 11 Maret 2019, dalam jangka waktu dua tahun, rumah sakit milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan ini telah berhasil merealisasikan sejumlah target yang dibebankan.
Pencapaian itupun telah dilaporkan manajemen RSUD Tarakan kepada Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes pada pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Wali Kota Tarakan, Rabu (28/4/2021).
“Dengan kondisi yang masih sangat terbatas, anggaran terbatas dan juga pengalaman yang terbatas, tapi kita dengan niat baik untuk melayani masyarakat dan memajukan Kota Tarakan, akhirnya berkat kerjasama seluruh teman-teman di rumah sakit kota akhirnya bisa berjalan sampai sekarang,” ujar Direktur RSUKT dr. Joko Hariyanto kepada awak media, Jumat (30/4/2021).
Pencapaian yang diperoleh RSUKT di antaranya, dibeberkan Joko Hariyanto, berhasil mewujudkan target Pemkot Tarakan, di mana sejak awal tahun 2020 RSUKT telah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Dengan status BLUD, menurut Joko Hariynato, memberikan fleksibilitas bagi manajemen RSUKT dalam pengelolaan keuangan dan kepegawaian sehingga pihaknya bisa lebih cepat menyelesaikan persoalan pelayanan.
Pencapaian yang tidak kalah pentingnya adalah RSUKT telah meraih akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Bahkan, jauh melebihi target. Dari hanya mendapatkan akreditasi, justru berhasil mencapai akreditasi bintang tiga.
“Dulu memang ditargetkan yang penting dapat akreditasi, kan ada bintang satu sampai bintang lima, kita bisa dapat bintang tiga, di luar ekspektasi kita semua,” bebernya.
Selain itu, RSUKT juga telah merealisasikan target menjalin kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sejak April tahun 2020. Ini penting, mengingat angka kepesertaan JKN-KIS di kota Tarakan sudah di atas 95 persen sehingga masyarakat membutuhkan layanan rumah sakit.
RSUKT juga mampu melebihi target pendapatan. Dari Rp 3 miliar yang dibebankan Pemkot Tarakan, justru terealisasi Rp 20 miliar lebih.
“Di tahun 2020 kita ditagetkan pendapatan sebesar Rp 3 miliar. Alhamdulillah sampai di akhir tahun 2020 kita bisa mencapai Rp 20 miliar lebih untuk pendapatan,” ungkapnya.
Pencapaian target pendapatan ini dinilai Joko Hariyanto menjadi suprlus bagi RSUKT yang bisa dimanfaatkan untuk membiayai operasional di tahun 2021, sekaligus mengurangi beban subsidi Pemkot Tarakan.
Pencapaian lain, RSUKT juga berkontribusi dalam penanganan Covid-19. Di mana sejak 2020, ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Dalam kondisi yang serba terbatas, manajemen RSUKT tetap memberanikan diri merawat pasien Covid-19.
Hasilnya tidak mengecewakan. Berkat dukungan semua pihak, RSUKT turut andil dalam penyembuhan pasien Covid-19 di Tarakan. Sampai saat ini, tersisa 2 pasien yang masih di rawat di RSUKT.
Semua pencapaian tersebut, menurut Joko Hariyanto, merupakan buah dari kerjasama semua pihak di RSUKT.
“Memang itu tidak bisa terlepas dari kerjasama semua tim di rumah sakit kota. Jadi bukan hanya keberhasilan direktur saja, itu keberhasilan semua keluarga besar rumah sakit,” tuturnya.
Selain itu, dukungan Kepala Daerah dalam hal ini Wali Kota Tarakan, juga sangat penting dalam mempengarahui keberhasilan RSUKT. Termasuk dukungan Sekda dan TAPD, kepala OPD hingga masyarakat.
“Mudah-mudahan dengan doa, dukungan dan peran serta masyarakat semua, makin ke depan kita bisa mengembangkan layanan-layanan yang lebih baik lagi, sesuai dengan kebutuhan masyarakat kota Tarakan,” harap Joko Hariyanto.
“Tentu saja dalam perjalanan masih ada kekurangan, ada kekeliruan, ataupun pelayanan yang kurang baik, kita dari manajemen mengucapkan permohonan maaf juga jika belum bisa memenuhi ekspektasi masyarakat. Mudah-mudahan ke depannya kami bisa lebih baik lagi dan tetap meminta saran, kritikan, masukkan dari semua masyarakat,” tuturnya. (jkr-1)
Discussion about this post