TARAKAN – Hasil pemantauan hilal yang dilaksanakan Kantor Kementerian Agama Tarakan di Taman Berlabuh pada Selasa (11/5/2021) sore, hilal tidak terlihat karena tertutup awan tebal.
Kantor Kementerian Agama Tarakan menggelar rukyatul hilal untuk menentukan masuknya 1 Syawal 1442 Hijriyah/2021 Masehi.
Pemantuan hilal dirangkai buka puasa bersama dan salat Maghrib, dengan mengundang stake holder terkait dan organisasi Islam. Hadir juga Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes.
Dari hasil pemantauan, hilal tidak terlihat karena tertutup awal tebal.
“Seperti kita lihat bahwa hilal tidak bisa terlihat akibat awan tebal sekali di bagian barat kita,” ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Tarakan H. Muhammad Shaberah kepada awak media.
Selain alasan itu, berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Shaberah menilai hilal kemungkinan tidak bisa di lihat karena di bawah ufuk.
“Memang kemungkinan untuk dilihat hilal pada hari ini (Senin, red) sangat kecil. Karena sesuai laporan kan -5 derajat. Sementara di bawah 2 derajat itu sulit juga terlihat hilal itu,” bebernya.
Menurutnya, jika memang di seluruh Indonesia tidak melihat hilal, maka sesuai anjuran Rasulullah puasa digenapkan hingga 30 hari.
Berdasarkan hasil pengamatan BMKG Tarakan, perkiraan hilal di wilayah Tarakan pada saat matahari terbenam pada Selasa (11/5/2021) dengan perkiraan berkisar antara -5 derajat, 13,77 menit.
Adapun ketinggian hilal di wilayah Tarakan pada Selasa (12/5/2021) ketika matahari terbenam diperkirakan -5 derajat, 22,75 menit.
Berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar Kementerian Agama pada Selasa (11/5/2021) malam, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menetapkan 1 Syawal 1442 Hijriyah/2021 Masehi jatuh pada Kamis (13/5/2021).
Sementara itu, Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes menilai, pelaksanaan rukyatul hilal bagian dari tata cara dan juga Sunnah Rasulullah.
“Ya kalau memang tidak bisa dilihat digenapkan menjadi 30, kan begitu. Jadi apapun itu, karena ini adalah bagian ritual yang harus kita lakukan, perintah pemerintah tetap kita harus coba lihat walaupun sudah ada pendahuluan dari BMKG,” ujar Wali Kota dalam arahannya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Tarakan atas nama pemerintah, berterima kasih kepada seluruh tokoh agama dan Kantor Kementerian Agama Tarakan yang sudah membantu pemerintah dalam menyosialisasikan protokol kesehatan selama bulan suci Ramadan.
Dari hasil pemantauan Pemkot Tarakan melalui Dinas Kesehatan dan BPBD Tarakan, hinggal menjelang akhir Ramadan tidak ditemukan kluster Ramadan. Wali Kota pun berharap tidak ada kluster lebaran nanti.
“Oleh karena itu pemerintah berharap kepada para tokoh agama jangan bosan-bosan dan jangan henti-henti terus mengingatkan masyarakat kita. Untuk Idulfitri ini juga masih tetap terus dijaga karena ada kerawanan,” harap Wali Kota. (jkr-1)
Discussion about this post