TARAKAN – Kota Tarakan berpotensi swasembada bawang merah. Itu berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Seperti diketahui, terobosan dilakukan KPwBI Provinsi Kaltara dalam upaya mengendalikan laju inflasi di Bumi Paguntaka, melalui program Demonstrasi Plot (Demplot) bawang merah. Karena bawang merah termasuk lima besar komoditi penyumbang inflasi di Tarakan.
KPwBI Provinsi Kaltara menggandeng Pemkot Tarakan untuk merealisasikan kegiatan tersebut. Dan pada 30 November 2020, dilakukan penanaman perdana program demplot pada kelompok tani Sinar Harapan, di Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur.
Wali Kota Tarakan dr. H. Khairul M.Kes bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara Yufrizal, ikut melakukan penanaman perdana ketika itu.
Dalam perkembangannya, ternyata uji coba tersebut berbuah hasil. Meskipun sempat kurang bagus perkembangannya pada uji coba perdana, ternyata hasil lebih baik ditunjukkan pada uji coba kedua.
Sehingga dari pencapaian itu, Tarakan dinilai cocok untuk menanam bawang merah. Namun, cuaca sangat menentukan berhasil atau tidaknya budidaya bawang merah di Tarakan.
“Tarakan masih cocok, cuma perlu diperhatikan masalah cuaca. Jadi kita harus memperhitungkan waktu tanamnya. Jangan sampai pada waktu curah hujan sangat tinggi kita nanam,” kata Bidang Pertanian Dinas Pangan dan Pertanian Tarakan Husna Ersant Dirgantara, Jumat (26/2/2021).
“Kita ada menanam lagi di bulan Januari, itu hasilnya lumayan. Di daerah Mamburungan,” beber mantan Kepala Bidang Perikanan pada Dinas Perikanan dan Kelautan Tarakan ini.
Bagusnya perkembangan budidaya bawang merah pada uji coba kedua yang dilakukan Januari, menurut Ersant, karena didukung curah hujan yang mulai menurun. Dengan pengamatan itu, ia menilai, perlu diatur jadwal tanam. Sedangkan untuk panen, menurut Ersant, dibutuhkan waktu 70 hari atau dua bulan lebih.
Sebenarnya, Tarakan bukan pertama kali ini menanam bawang merah. Sepengetahuan Ersant, pada 2018 sudah pernah dilakukan penanaman bawang merah dan hasilnya lumayan bagus. Namun karena terkendala bibit yang mahal karena didatangkan dari luar Tarakan, sehingga budidaya bawang merah tidak berlanjut.
Dengan fakta yang diperoleh, Ersan menilai Tarakan punya potensi untuk budidaya bawang merah. Sekarang dengan ujicoba yang dilakukan, selain sudah memberikan hasil untuk dijual, juga telah menghasilkan bibit yang ditanam lagi pada ujicoba kedua.
Saat ini, Dinas Pangan dan Pertanian Tarakan mencoba untuk menyiapkan bibit dengan cara penyemaian di kebun percontohan. Hasilnya baru bisa terlihat dalam dua bulan. Jika hasilnya bagus, bisa menjadi solusi dalam menyiapkan bibit bawang merah.
Bawang merah sendiri menjadi komoditi ekonomi yang cukup menjanjikan bagi petani. Menurut Ersan, harga bawang merah per kilogram mencapai Rp 45 ribu per kilogram. (jkr-1)
Discussion about this post